"Sebanyak 16.600 alat rapid test bantuan dari pemerintah pusat sudah dibagikan ke berbagai kabupaten/kota yang terjangkit maupun yang jumlah pasien dalam pengawasannya banyak," ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu malam.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 ke lima di Batam pernah ke Jakarta
Berdasarkan data yang masuk, dari jumlah tersebut hingga malam ini telah dilakukan sebanyak 6.263 rapid test.
"Ada 10.337 peralatan rapid test yang belum digunakan, saya minta segera digelar," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Gubernur Khofifah mengungkapkan 16.600 alat rapid test telah dibagikan dan sementara ini diprioritaskan untuk orang-orang yang berisiko tinggi, seperti dokter, perawat dan petugas lain yang kesehariannya menangani kasus COVID-19.
Dari 6.263 rapid test yang telah digelar, diperoleh hasil 145 orang positif COVID-19, namun perlu dilakukan tes lanjutan berupa swab PCR untuk diperoleh hasil pasti.
Dari 145 orang yang hasil rapid test-nya positif, kata dia, setelah dilakukan tes swab PCR diperoleh hasil empat orang terkonfirmasi positif COVID-19.
Baca juga: Palu siapkan tiga gedung rawat pasien COVID-19
"Itulah kenapa saya mendesak agar rapid test ini segera dirampungkan, yaitu untuk percepatan tracing serta penanganan agar penularan COVID-19 tidak semakin meluas," katanya.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan, jika saat PCR hasilnya positif maka biaya ditanggung Pemerintah Pusat, sedangkan kalau negatif ditanggung Pemprov Jatim.
"Ini harus kembali saya sampaikan supaya masing-masing daerah menyegerakan penggunaan rapid test. Dan yang terkonfirmasi positif dari PCR itu bisa dilakukan tracing lebih detail," tutur Khofifah.
Baca juga: NTB alokasikan Rp80 miliar untuk warga miskin atasi dampak COVID-19
Baca juga: Wali Kota Palangka Raya umumkan Kadis Perkimtan sembuh dari COVID-19
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Sumsel jadi 16, satu dari Lubuklinggau
Pewarta: Fiqih Arfani/Hanif Nashrullah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020