Gravina juga memperkirakan akan ada banjir tuntutan hukum jika kompetisi tidak diselesaikan di lapangan.
Serie A sudah dihentikan sementara sejak 9 Maret karena pandemi virus corona yang sudah merenggut 15.887 nyawa di Italia. Sejumlah presiden klub meminta musim ini dibatalkan.
Baca juga: FIGC siapkan tiga opsi soal Serie A jika COVID-19 tak kunjung teratasi
Baca juga: Sepak bola Eropa akan dimulai kembali Juli atau Agustus
"Satu-satunya cara serius dalam menangani darurat serius untuk hal semacam ini adalah menuntaskan musim kompetisi 2019-2020 tahun ini," kata Gabriele Gravina kepada program televisi RAI bertitel Domenica Sportiva.
"Kami mengerjakan seluruh rangkaian solusi yang mungkin untuk mengelola situasi ini dengan cara sebaik mungkin."
"Bisakah itu finis pada September atau Oktober? Itu salah satu hipotesis. Itu satu cara menghindari tidak hanya merusak musim 2019-2020, namun juga musim 2020-2021," kata dia menambahkan.
Baca juga: Liga Italia perpanjang masa penangguhan kompetisi
Baca juga: Ketika sepak bola kembali, artinya mimpi buruk berakhir
Gravina menjelaskan bahwa seandainya musim ini dibatalkan, maka sepak bola Italia akan menghadapi longsor gugatan hukum dari semua yang menganggap telah dirugikan karena hak dan kepentingannya.
Dan itu termasuk tim-tim yang terdegradasi dan tim-tim yang tak lolos ke kancah Eropa musim depan.
"Kami hanya menghindarkan risiko kejuaraan diselesaikan hanya di ruang pengadilan," sambung Gravina seperti dikutip Reuters.
Kamis pekan lalu UEFA menyeru semua liga di seluruh Eropa untuk menuntaskan musim ini begitu kompetisi dibuka lagi.
Gravina menyebut 17 Mei sebagai tanggal yang mungkin untuk dibukanya lagi kompetisi.
Baca juga: Juventus tak mau trofi Serie A jika kompetisi dibatalkan karena corona
Baca juga: Muncul petisi agar Atalanta dinobatkan scudetto
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020