Presiden organisasi ilmiah utama Uni Eropa mundur dari jabatannya lantaran frustrasi pada respons Uni Eropa terhadap pandemi virus corona, kata Komisi Eropa.Saya sangat kecewa dengan respons Eropa
Mauro Ferrari, yang menjadi kepala Dewan Penelitian Eropa (ERC) untuk mandat empat tahun pada 1 Januari, mengajukan pengunduran diri pada Selasa, yang menurut komisi tersebut segera efektif.
"Komisi menyesali pengunduran diri Profesor Ferrari pada awal mandatnya sebagai Presiden ERC," kata juru bicara.
Ferrari membuat sebuah pernyataan kepada Financial Times, yang pertama kali melaporkan pengunduran dirinya, dengan mengatakan: "Saya sangat kecewa dengan respons Eropa" terhadap pandemi tersebut.
Ia mengutip penolakan institusional dan perselisihan birokrasi dalam struktur kompleks Uni Eropa atas usulannya untuk program ilmiah berskala besar melawan virus corona.
Baca juga: EU berupaya cegah AS ambil alih perusahaan riset vaksin corona
Baca juga: Sumber daya langka, Uni Eropa diminta bersatu melawan virus corona
"Saya tiba di ERC, pendukung kuat Uni Eropa... Krisis COVID-19 sepenuhnya mengubah pandangan saya," bunyi pernyataan tersebut, merujuk pada istilah ilmiah untuk jenis virus corona baru.
ERC didirikan pada 2007 untuk mendanai para ilmuwan ternama Eropa dengan anggaran 1,86 miliar euro pada 2018. ERC memberikan hibah proyek yang diusulkan oleh para pakar, ketimbang mengikuti arahan politik, menurut situs miliknya.
Pemerintah Uni Eropa dan institusi blok tersebut dituding melakukan respons sembrono terhadap pandemi dengan tidak bergerak cepat atau bekerja sama. Para menteri keuangan Eropa tidak menyetujui paket penyelamat finansial pada Rabu untuk meminimalisasi guncangan pandemi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Krisis obat virus corona ancam Uni Eropa
Baca juga: Sembilan pemimpin EU serukan penerbitan utang untuk pembiayaan corona
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020