Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai bahwa ketersediaan pasokan listrik di tengah pandemi cukup krusial untuk mengatasi dampak penyebaran COVID-19.Utilitas tidak boleh berhenti, (proyek) minyak dan gas bumi juga tidak boleh berhenti
Ketua Koordinator Gas Industri Kadin Ahmad Wijaya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu mengatakan berbagai penanganan medis dan non medis serta proses berkegiatan di rumah untuk bekerja maupun belajar, memerlukan jaminan stabilitas listrik.
Oleh karena itu, ia mengharapkan, pembangunan pembangkit listrik dapat tetap berjalan meski dibayangi pandemi COVID-19 agar stabilitas listrik dapat mendukung proses kegiatan di rumah.
"Utilitas tidak boleh berhenti, (proyek) minyak dan gas bumi juga tidak boleh berhenti. Di tengah pandemi, produsen dan rakyat mengharapkan pemerintah tetap menjalankan seluruh proyek utilitas seperti PLN, minyak dan gas bumi," kata .
Baca juga: Kadin usul pemulihan ekonomi melalui sektor kelautan dan perikanan
Kendati demikian, ia menyampaikan, tetap diperlukan skala prioritas dari proyek-proyek utilitas tersebut sesuai dengan instruksi presiden.
"Jadi, jantungnya itu ada di PLN sama migas, dua ini tidak boleh berhenti," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan pemerintah sudah selayaknya memberikan perhatian khusus terhadap pasokan listrik, terutama untuk kebutuhan rumah sakit.
"Pemerintah dalam hal ini PLN harus bisa memastikan pasokan listrik bagi rumah sakit dan puskesmas tidak terganggu, sehingga penanganan COVID-19 dan pencegahan penyebarannya dapat optimal. Alhamdulillah, sejauh ini belum ada rumah sakit yang terkendala pasokan listrik, semua masih aman," katanya.
Baca juga: Kadin ingatkan antisipasi dampak pasca COVID-19 khususnya ekonomi
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet juga menilai pembangunan pembangkit listrik dapat dilanjutkan dengan catatan anggaran subsidi yang telah dianggarkan pemerintah khususnya untuk PLN tidak termasuk dalam anggaran realokasi pandemi COVID-19.
Ia memperkirakan, kebutuhan listrik selama pandemi akan meningkat di sektor konsumsi rumah tangga. Hal tersebut terjadi karena banyak masyarakat yang menjalan kebijakan pembatasan fisik sehingga tidak keluar rumah.
Ia melihat, pembiayaan pembangunan listrik umumnya juga menggunakan pinjaman luar negeri yang sifatnya jangka panjang. Jadi kontraknya sudah ditandatangani terlebih dahulu dengan bunga pinjaman yang relatif kecil.
"Sehingga dalam kondisi seperti sekarang sebenarnya masih relatif memungkinkan untuk dilanjutkan," katanya.
Baca juga: Kadin apresiasi pemerintah antisipasi dampak krisis ekonomi COVID-19
Baca juga: Kadin usul pemerintah keluarkan stimulus hingga Rp1.600 triliun
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2020