• Beranda
  • Berita
  • Waspada "penyakit" mobil jarang dipakai, aki tekor sampai endapan BBM

Waspada "penyakit" mobil jarang dipakai, aki tekor sampai endapan BBM

18 April 2020 15:00 WIB
Waspada "penyakit" mobil jarang dipakai, aki tekor sampai endapan BBM
Ilustrasi (Shutterstock)
Pembatasan sosial yang berlangsung saat ini membuat kendaraan jadi jarang dipakai karena aktivitas dilakukan di rumah saja.

Kondisi tersebut membuat mobil Anda jadi jarang digunakan, jarak tempuh mobil juga cenderung lebih kecil.

Dikutip dari siaran pers Asuransi Astra, mobil yang dibiarkan menganggur selama berminggu-minggu dapat menimbulkan "penyakit" baru pada komponen-komponen penting mobil, karena sudah tidak dibarengi dengan pengecekan dan perawatan secara rutin seperti saat mobil masih sering dikendarai.

Simak beberapa komponen yang paling berpeluang rusak serta cara mencegahnya.

1. Aki tekor
Risiko pertama adalah pada komponen kelistrikan tepatnya pada komponen aki. Hal ini akan dirasakan saat pertama kali menyalakan mobil yang sudah lama tak digunakan.

Mobil akan sulit dinyalakan karena ada penurunan daya listrik dengan sendirinya. Penurunan daya listrik ini berbeda-beda kondisinya tergantung pada umur dan kualitas aki, semakin tua umur aki maka akan semakin mudah kehilangan daya simpan tenaga listrik.

Kiatnya, hidupkan mesin setiap hari tanpa perlu menghidupkan sistem kelistrikan yang lain sekitar 10-15 menit. Waktunya bisa lebih atau kurang tergantung kondisi. Sesekali jalankan mobil untuk pengisian daya listrik pada aki yang lebih maksimal.

Baca juga: Cara aman bersihkan kabin mobil agar tak jadi sarang kuman

Baca juga: Porsche 911 produksi terakhir dilelang, hasilnya untuk tangani corona

Baca juga: Lepas rem tangan hingga jaga tekanan ban, tips rawat mobil selama PSBB


2. Tekanan angin pada ban berkurang
Tekanan angin pada ban berkurang terjadi jika mobil terparkir terlalu lama, menyebabkan bagian ban yang menapak langsung dengan aspal akan menjadi rata, membuat bentuk ban menjadi tidak lagi bundar utuh.

Akibatnya, akan terjadi ketidakseimbangan ketika mobil pertama kali dijalankan setelah sekian lama terpakir.

Selain itu penyebab tekanan angin pada ban berkurang juga disebabkan oleh karet penutup yang berubah tekstur atau bisa juga disebabkan adanya bagian yang tidak rata antara ban dan pelek.

Kiatnya, jalankan mobil beberapa saat (maju-mundur) atau masuk-keluar garasi secara rutin. Upayakan posisi pelek dan karet penutup ban juga berubah posisi tumpuan. Hal ini bertujuan agar tekanan angin pada ban akan terdistribusi secara merata dan ban tidak terlalu lama tertumpu hanya pada satu titik tertentu saja.

Baca juga: Kiat sederhana rawat mobil tetap kinclong di musim hujan

Baca juga: Cara rawat mobil agar harga jualnya stabil

Baca juga: Cara rawat kaca mobil agar tak cepat kusam


3. Bahan bakar mengendap
Iklim di Indonesia yang tropis membuat udara lembab akan menyebabkan pengembunan pada tangki dan saluran bahan bakar jika mesin tidak dihidupkan dalam waktu lama.

Akibatnya, yang terjadi adalah bahan bakar akan tercampur dengan air yang menguap sehingga dapat mengurangi kualitas bahan bakar serta berpotensi menimbulkan karat pada tangki atau saluran bahan bakar yang terbuat dari besi. Adapun bahan bakar di Indonesia terutama solar bio-diesel, jika dibiarkan terlalu lama akan terjadi endapan yang akan menyumbat saluran bahan bakar.

Kiatnya, saat memanaskan mobil, cek indikator water separator dan filter bahan bakar pada meter cluster. Rajinlah untuk memeriksa dan mengganti filter bahan bakar secara rutin agar bensin yang dikirim untuk proses pembakaran akan tersaring dan bersih dari partikel kotoran dan karat.

Baca juga: Karena corona, mobil-mobil ini dirilis virtual di Indonesia, apa saja?

Baca juga: VW SEAT buat ventilator dari wiper mobil

Baca juga: MMKSI kirim Outlander PHEV bantu operasional PMI cegah COVID-19

4. Karat pada piringan cakram rem
Ketika mobil tidak digunakan dalam durasi yang cukup lama, ditambah dibiarkan terkena hujan karena terparkir di tempat terbuka.

Karat akan timbul pada piringan cakram yang dimana hal ini merupakan proses alamiah antara lingkungan dengan benda yang berunsur besi. Jika terus dibiarkan akan menyebabkan berkurangnya performa rem dan juga akan menimbulkan bunyi saat mobil pertama kali dipakai kembali.

Kiatnya, sebaiknya mobil tetap dijalankan minimal satu kali dalam seminggu, karena karat pada piringan cakram pada umumnya akan hilang dengan sendirinya ketika mobil sudah dijalankan sejauh 3-5 meter, karat akan hilang karena adanya gesekan dari kampas rem.

5. Kuman dan debu pada saluran AC
Mobil yang jarang digunakan tidak akan menjadi lebih awet. AC yang jarang beroperasi akan memiliki udara yang tidak bersikulasi, hal ini dapat menyebabkan endapan debu dan kuman di seluruh bagian saluran AC yang berdampak pada kualitas udara di dalam kabin mobil ketika mobil hendak dipakai kembali.

Kiatnya, rutin panaskan mesin mobil sambil menyalakan AC sekitar 5-10 menit minimal seminggu sekali. Ini bertujuan agar gas pendingin freon tidak mengendap dan membiarkan ada nya sirkulasi udara pada kabin mobil.

Baca juga: Jual mobil secara "online" saat pandemi corona bisa jadi solusi

Baca juga: Penjualan mobil nasional April-Mei diprediksi makin anjlok

Baca juga: Honda Odyssey jadi armada pengantar pasien corona di Jepang

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020