Pengusaha asal Kanada itu baru saja mengambil alih perusahaan asal Inggris, setelah mengambil kepemilikan pribadi sebagai kepala konsorsium investor yang berusaha membalikkan nasib merek yang terkenal karena hubungannya dengan James Bond.
Baca juga: Aston Martin luncurkan SUV pertama berbalut nuansa feminin
Baca juga: Aston Martin jajal pasar sepeda motor
Seperti ribuan perusahaan Inggris lainnya, Aston Martin menghentikan produksi di dua pabrik mereka pada akhir Maret karena kebijakan karantina wilayah atau lockdown di negara itu akibat pandemi virus corona. Wabah itu juga memperpanjang penangguhan pabrik hingga 27 April.
"Pada tahun pertama ini kami akan mengatur ulang bisnis," kata ketua eksekutif baru perusahaan itu yang dikutip dari Reuters, Senin.
"Tujuan kami yang paling mendesak adalah merencanakan untuk memulai kembali operasi manufaktur kami, terutama untuk memulai produksi SUV pertama merek DBX, dan untuk membawa organisasi kembali ke operasional penuh," tambah dia.
Baca juga: Wabah corona, Aston Martin tutup fasilitas manufaktur Inggris
Baca juga: Pengembangan Valkyrie tertunda, Aston Martin batal turun di Le Mans
Baca juga: Aston Martin serius cari investor
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020