Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memimpin langsung sosialisasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan diterapkan mulai Selasa (28/4) hingga Senin (11/5) di Pasar Genteng, Kota Surabaya, Jatim, Sabtu.semua harus mengenakan masker dimana pun
"Ayo jangan bergerombol, tolong dijaga jaraknya. Pakai maskernya jangan lupa," kata Wali Kota Risma saat di Pasar Genteng.
Setiba di Pasar Genteng, Wali Kota Risma berkeliling masuk meminta kepada semua warga agar melaksanakan protokol kesehatan bersama-sama mulai dari menjaga kebersihan, menggunakan masker hingga menjaga jarak baik sesama pedagang maupun dengan pembeli.
Baca juga: Beberapa poin penting PSBB yang perlu diperhatikan warga Surabaya
Baca juga: Saat PSBB, warga tanpa kepentingan mendesak dilarang masuk Surabaya
Bahkan, lanjut dia, beberapa kali Wali Kota Risma ikut menata barang-barang milik pedagang agar tidak berdempetan dengan penjual yang lain.
Ia juga meminta para pembeli dan penjual tidak kontak fisik secara langsung saat melakukan transaksi, misalnya saat pembeli memilih barang, mereka diimbau untuk tetap berada di depan toko dan tidak ikut mengambil barang.
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, menambahkan yang paling ditekankan oleh Wali Kota Suranaya adalah tidak kontak fisik, jaga jarak dan jaga kebersihan, utamanya mencuci tangan.
Bahkan saat melakukan transaksi pembayarannya, lanjut dia, pembeli diminta cukup meletakkan uang kemudian diambil oleh pedagang sembari menyemprotkan cairan pembersih tangan ke uang tersebut.
"Perintah dari Bu Risma jangan sampai ada sentuhan langsung antara pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan pembeli. Kalau pun harus membayar dengan uang, uangnya harus diletakkan baru kemudian diambil pembeli dengan disemprot cairan pembersih tangan," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Surabaya diminta simulasikan PSBB
Baca juga: Pemkot Surabaya mulai sosialisasikan PSBB ke masyarakat
Menurut dia, keadaan saat ini, masker tidak boleh lepas, baik untuk pedagang, penjual, bahkan kuli panggul. "Semua harus mengenakan masker dimana pun dan kapan pun, termasuk ketika proses komunikasi pedagang dan pembeli," katanya.
Ia mengakui dengan kondisi itu memang pedagang dan pembeli tidak dapat mendengarkan dengan jelas karena tertutup oleh masker sehingga ia menyarankan pembeli dapat menuliskan kebutuhannya di secarik kertas supaya mudah dipahami.
"Karena ada yang tidak terdengar karena tertutup oleh masker. Jadi pedagang bisa menyiapkan kertas," katanya.
Baca juga: NU siapkan lumbung ketahanan pangan di 31 kecamatan Surabaya
Baca juga: Sebelum PSBB, Pemkot Surabaya terbitkan banyak protokol kesehatan
Baca juga: Menkes setujui PSBB Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020