Kapolda Sulteng Irjen Pol Syafril Nursal, Senin di Palu, dalam jumpa pers di RS Bhayangkara mengatakan, DPO yang tewas tersebut berinisial "R" dari Ambon Maluku, yang bergabung ke Poso beberapa waktu lalu.
Baca juga: Polri: Operasi Satgas Tinombala diperpanjang enam bulan
Baca juga: Kelompok Ali Kalora minta perbekalan dari masyarakat
Baca juga: Anggota MIT menyusut tersisa 12 orang
"Peristiwanya pada hari Sabtu (25/4/2020) sekitar pukul 15.40 WITA di pegunungan Padopi Poso Pesisir antara tim kita Bravo 8 dengan DPO Mujahidin Indonesia Timur," kata Kapolda.
Kapolda menegaskan dalam kontak tembak tersebut, satu dari DPO atau teroris Mujahidin Indonesia Timur tertembak mati, sementara yang lainnya melarikan diri.
"Dan beberapa rekannya diduga ada juga mengalami luka tembak, namun masih bisa melarikan diri, kendala cuaca saat itu sudah gelap dan medan yang berat sehingga pengejaran terhadap mereka yang diduga tertembak dihentikan sementara," katanya.
Kapolda menjelaskan medan lokasi terjadinya kontak tembak berjurang sehingga digunakan para DPO untuk meloloskan diri dari kejaran aparat.
"Jadi saat terjadi kontak tembak mereka melarikan diri ke jurang, namun tim kita sampai hari ini terus memburu mereka, kita terus kejar, mudah-mudahan ada yang dapat lagi," katanya.
Kapolda mengatakan, jenazah korban saat ini telah berada di RS Bhayangkara Polda Sulteng untuk proses otopsi dan selanjutnya akan dimakamkan di Palu.
"Jenazah akan dimakamkan di Palu karena pertimbangan keamanan, kedua situasi yang tidak memungkinkan karena Corona ini, namun kita tetap komunikasikan dengan keluarga," katanya.
Baca juga: KSP: Tidak ada toleransi untuk terorisme
Pewarta: Rangga Musabar/Sulapto Sali
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020