Dalam sebuah pernyataan, Nissan mengatakan bahwa mereka memperkirakan kerugian operasi tahunan mencapai 45 miliar yen, turun dari perkiraan sebelumnya yang diumumkan pada bulan Februari untuk laba operasi sebesar 85 miliar yen.
Pihaknya memperkirakan akan membukukan rugi bersih sebanyak 95 miliar yen, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya untuk laba bersih sekitar 65 miliar yen.
Baca juga: Nissan tutup sementara kantor dan fasilitas di Jepang
Baca juga: Nissan mulai produksi pelindung wajah untuk tenaga medis
Saat ini, Nissan sedang bersiap untuk kinerja keuangan terburuk sejak krisis keuangan global pada 2008 lalu, ketika membukukan kerugian operasi sebesar 137,9 miliar yen.
"Kinerja perusahaan terus menurun, terutama dipengaruhi oleh pandemi COVID-19," kata Nissan dalam pernyataannya yang dikutip dari Reuters, Rabu.
Produsen otomotif asal Jepang, Nissan juga akan menunda untuk mengumumkan hasil keuangan tahunan dan rencana restrukturisasi hingga 28 Mei. Sebelumnya hal itu telah dijadwalkan pada pertengahan Mei .
"Nissan mengantisipasi waktu tambahan untuk menyelesaikan hasil dan saat ini sedang meninjau dampak keuangan yang tepat," kata pernyataan itu.
Pembuat mobil global, dalam situasi saat ini sedang bersiap untuk menerima hasil yang kurang memuaskan dalam penjualan globalnya.
Pada Selasa (28/04) waktu setempat, pembuat mobil itu telah mengumumkan bahwa penjualan mobil global mereka turun sebanyak 43 persen atau hanya 4,8 juta unit di bulan Maret dibandingkan dengan tahun lalu.
Turunnya penjualan telah mendorong perusahaan untuk memangkas jumlah mobil yang akan diproduksi di Jepang pada Mei sebesar 78 persen dari tahun lalu.
Baca juga: Nissan, Renault dan Mitsubishi akan perdalam kemitraan mobil listrik
Baca juga: Manfaat mobil listrik dalam menahan peningkatan polusi udara
Baca juga: Nissan akan lanjutkan produksi di pabrik Spanyol dan Inggris
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020