• Beranda
  • Berita
  • Hari patah hati sobat ambyar, selamat jalan Sang Maestro Didi Kempot

Hari patah hati sobat ambyar, selamat jalan Sang Maestro Didi Kempot

5 Mei 2020 11:27 WIB
Hari patah hati sobat ambyar, selamat jalan Sang Maestro Didi Kempot
Penyanyi Didi Kempot. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pras.
Didi Kempot, pemilik nama asli Dionisius Prasetyo, meninggal dunia pada usia 53 tahun pukul 07.30 WIB di RS Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah, Selasa.

Didi Kempot akan dimakamkan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Tak cuma Sobat Ambyar, penikmat musik di Indonesia hari ini berduka atas kepergian penyanyi campursari legendaris itu.

Maestro campursari itu lahir dari keluarga seniman di Surakarta, pada 31 Desember 1966. Tak heran kalau Didi terjun ke dunia seni, orang-orang terdekatnya juga berkecimpung di dunia yang sama.

Ayahnya Ranto Edi Gudel pemain ketoprak di Jawa Tengah. Ibunya Umiyati Siti Nurjanah, penyanyi tradisional di Ngawi. Kakaknya Mamiek Prakoso, pelawak yang tenar lewat grup Srimulat.

"Saya berseni mungkin karena hidup ke kehidupan seniman tradisional," kata Didi Kempot pada Maret 2020, saat mengumumkan rencana konser "Ambyar Tak Jogeti" yang harusnya digelar tahun ini.
FOTO ARSIP: Penyanyi Didi Kempot. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.


Baca juga: Arti Kempot dalam nama Didi Kempot

Baca juga: Didi Kempot bicara soal mengatasi patah hati


Sebelum dielu-elukan sebagai The Godfather of Broken Heart, lagu-lagunya yang sebagian besar bertema kehilangan dan patah hati, Didi Kempot merintis karier dari musisi jalanan.

Bahkan, nama Kempot yang menghiasi namanya juga terkait dengan asal-usul perjalanan musiknya. Kempot adalah akronim dari "Kelompok Penyanyi Trotoar".

Penyanyi yang biasa tampil dengan rambut gondrong dan blankon ini mulai jad musisi jalanan sejak 1984 di kota Surakarta, sebelum akhirnya mengadu nasib di ibu kota.

Lagu "Cidro" dari album pertamanya dulu kurang terkenal di Indonesia, tapi justru menjadi pintu yang menghubungkan Didi dengan penggemar di mancanegara, khususnya Suriname dan Belanda.

Lagu tersebut dibawa oleh seorang turis Suriname di Indonesia yang berdomisili di Belanda. Setelah diputar di radio Amsterdam, lagu tersebut meledak dan digemari di sana.

“Saya keluar negeri itu pada 1993. Itu ke Suriname dan Belanda. Nah sekarang kalau saya datang ke Suriname, pasti (saya) selalu disambut oleh menteri yang ada disana dan ditonton presiden. Wis koyo pejabat lah (sudah kayak pejabat lah),” ujar Didi pada Agustus 2019.
 
Penyanyi Campur Sari Didi Kempot (kiri) menghibur penggemarnya di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (29/11/2019) ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/wsj.


Baca juga: Kenangan Shopee berkolaborasi dengan "Pakdhe" Didi Kempot

Baca juga: Pupus harapan Yuni Shara berduet dengan Didi Kempot


Februari lalu, Didi Kempot mendapatkan Lifetime Achievement di ajang Billboard Indonesia Music Awards 2020.

Setelah tiga dekade bermusik dan menulis ratusan lagu berbahasa Jawa, dua tahun belakangan karya Didi Kempot semakin digemari oleh anak-anak muda.

Ia pun didapuk oleh berbagai pihak untuk menjadi duta seni hingga duta e-commerce.
 
Penyanyi Didi Kempot. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)


Sebelum pembatasan sosial akibat pandemi virus corona, Didi Kempot sempat menggelar konser "Tresno Ambyar" awal tahun ini.

Didi Kempot pun ikut andil dalam konser amal dari rumah untuk membantu orang yang terkena dampak COVID-19 pada April 2020. Maret lalu, dia pun meramaikan konser #dirumahaja untuk menghibur orang-orang yang berdiam diri di rumah selama pandemi sekaligus menggalang donasi.

Hari ini, para Sad Boys dan Sad Girls betul-betul merasa patah hati. Selamat jalan The Lord of Loro Ati, selamat tinggal Didi Kempot.

Baca juga: Daftar lagu "Lord Didi Kempot" yang tersohor di luar negeri

Baca juga: Pahlawan tanpa tanda jasa, Didi Kempot di mata pelawak Tarzan

Baca juga: 18 April, konser terakhir Didi Kempot

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020