"Kita ada positif tiga orang dan sudah sembuh semua," ungkapnya pada kunjungan Gubernur Sulsel, HM Nurdin Abdullah di Posko Gugus Tugas COVID-19, Sabtu.
Nicodemus juga menyampaikan beberapa bantuan pemerintah provinsi telah disalurkan.
Baca juga: Penambahan pasien COVID-19 didominasi dari Surabaya
"Terima kasih atas bantuannya Pak atas nama pemerintah dan rakyat Tana Toraja. Kepada Pak Gubernur, selamat menjalankan ibadah puasa dan terima kasih atas sumbangannya," kata dia.
Pada kesempatan itu, Nurdin Abdullah juga membawa beragam bantuan untuk penanganan COVID-19 yang telah diperoleh dari sumbangan berbagai pihak atau non-APBD.
Adapun bantuan yang disalurkan berupa rapid test kit 160 unit, APD full set 5 unit, APD 180 unit, masker 3M 40 lembar, masker N-95 40 lembar, masker bedah 400 lembar, hand sanitizer semprot 10 botol, hand sanitizer jerigen 4 jerigen,sabun cuci tangan 7 botol, face shield 30 unit, alcohol swab 1 dos, blood lancets 2 dos dan sarung tangan 5 dos.
Pada penyerahan bantuan ini, Kepala Inspektorat Sulsel, Salim AR juga hadir dan melakukan pengawasan secara langsung.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 sembuh di Sulut bertambah
Pada pertemuan itu, Nicodemus turut menyinggung pembangunan Bandara Buntu Kunik agar tetap diperhatikan pembangunannya.
"Pak Gubernur, kalau ingat Toraja, ingat bandaranya juga," kata Nicodemus.
Menanggapi hal itu, Nurdin Abdullah menegaskan, pembangunan tetap akan dilaksanakan hingga tuntas. Namun fokus pemerintah saat ini adalah penanganan pandemi COVID-19.
Nurdin Abdullah menyampaikan, sejauh ini belum ditemukan obat dan vaksin COVID-19 sehingga dibutuhkan kedisiplinan dan kepatuhan yang besar pada protokol kesehatan untuk memutus penyebaran virus corona ini.
Di antara upaya yang perlu dilakukan ialah mengkonsumsi makanan bergizi yang baik dan menjaga imunitas tubuh.
Selain itu, kata dia, yang harus dipersiapkan adalah skenario pemulihan serta munculnya orang-orang miskin baru.
Tantangan paling berat adalah krisis ekonomi yang dapat terjadi, bahkan sejauh ini sudah dirasakan dampaknya dengan pemutusan kerja karyawan.
"Yang harus kita lakukan adalah bagaimana menyikapi orang-orang miskin baru. Kita butuh lapangan kerja minimal 30.000. Semua kegiatan ini diubah menjadi padat karya," ujarnya.
Baca juga: Yurianto: Pasien sembuh bertambah 113 orang
Baca juga: Tiga pasien positif COVID-19 di Lampung sembuh
Baca juga: PKS Jatim inisiasi gerakan "Ayo Menanam" wujudkan ketahanan pangan
Baca juga: Balita dua tahun di Sumsel meninggal dengan COVID-19
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020