• Beranda
  • Berita
  • Dua rumah sakit swasta di Surabaya siapkan ruang isolasi baru

Dua rumah sakit swasta di Surabaya siapkan ruang isolasi baru

14 Mei 2020 09:30 WIB
Dua rumah sakit swasta di Surabaya siapkan ruang isolasi baru
Pekerja membersihkan ranjang pasien di ruang isolasi Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/3/2020). Pemerintah menyediakan 112 tempat tidur pasien di ruang isolasi rumah sakit tersebut untuk menangani pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.)
Dua rumah sakit swasta di Kota Surabaya, Jawa Timur, yakni RS Husada Utama dan RS Siloam Hospitals menyiapkan tambahan ruang isolasi untuk penanganan pasien yang terpapar virus jenis baru atau COVID-19.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Kamis, mengatakan Pemkot Surabaya terus bekerja keras dalam upaya memutus mata rantai persebaran COVID-19, salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan dua rumah sakit rujukan untuk tambahan ruang isolasi dan Asrama Haji Sukolilo untuk kamar observasi.

"Ruang pertemuan di rumah sakit itu dirombak menjadi tempat perawatan pasien," katanya.

Selain itu, RS Husada Utama dan RS Siloam Hospitals sudah menyiapkan tambahan untuk kapasitas tempat tidur di ruang isolasi perawatan pasien COVID-19.

Baca juga: Kantor Dispendukcapil Surabaya ditutup akibat COVID-19

Baca juga: Pemkot Surabaya dapat bantuan tiga alat canggih penanganan COVID-19


"Kita maksimalkan RS Husada Utama dulu dengan 200 tempat tidur, terus ada sisa 40 yang belum dimanfaatkan. Kita juga dibantu RS Siloam Hospitals 40 tempat tidur. Kemudian kalau itu tidak bisa nampung, baru Asrama Haji," katanya.

Menurut dia, pihaknya memaksimalkan rumah sakit dahulu sebelum menggunakan Asrama Haji karena berkaitan dengan kebutuhan tenaga medis. Sebab, bagaimanapun di Asrama Haji pihaknya butuh tenaga medis, bukan hanya perawat tapi juga dokter yang terus berada di sana.

"Sementara di RSUD Soewandhie dan Husada Utama (tenaga medis) kewalahan. Memang ada dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) yang siap membantu untuk itu," katanya.

Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita sebelumnya mengatakan Asrama Haji menjadi salah satu asrama observasi yang digunakan sebagai gedung perawatan alternatif.

Nantinya Asrama Haji itu bakal ditempati oleh orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). "Totalnya berjumlah 198 orang. Yang menempati nanti ODP. Jadi aman digunakan untuk asrama observasi," katanya.

Sedangkan untuk petugas yang disiapkan di asrama observasi itu, Febria memastikan bahwa pemkot telah menyiapkan petugas khusus untuk merawat dan menjaga warga yang tinggal sementara di sana. Petugas itu terdiri dari anggota Linmas, Satpol PP,  perawat hingga dokter.

"Selama observasi nanti mereka diawasi oleh tim dokter. Ada penjagaan khusus," katanya.*

Baca juga: 265 warga Surabaya reaktif COVID-19 diisolasi di hotel

Baca juga: Hasil "rapid test", pedagang Pasar Keputran Surabaya reaktif COVID-19

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020