• Beranda
  • Berita
  • Tokoh Papua minta Freeport perbanyak bantuan ke masyarakat

Tokoh Papua minta Freeport perbanyak bantuan ke masyarakat

15 Mei 2020 13:55 WIB
Tokoh Papua minta Freeport perbanyak bantuan ke masyarakat
Yosep Yopi Kilangin. ANTARA/Evarianus Supar

Namun, untuk berjaga-jaga, kami telah dan akan terus menambah jumlah tenaga medis, serta fasilitas kesehatan pendukung lainnya

Tokoh masyarakat Amungme Kabupaten Mimika, Papua Yosep Yopi Kilangin meminta PT Freeport Indonesia lebih memperbanyak bantuan kepada masyarakat setempat di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini.

Ditemui Antara di Timika Jumat Yopi Kilangin mengatakan keputusan Freeport untuk membeli peralatan pemeriksaan PCR guna mempercepat deteksi kasus COVID-19 sangat positif agar kasus itu bisa segera dikendalikan.

Baca juga: Delapan karyawan asli Papua terinfeksi COVID-19 di Tembagapura

Selain peralatan-peralatan medis dan penunjang medis, Yopi berharap dengan kemampuan finansial yang dimiliki maka Freeport harus bisa membantu lebih banyak warga terutama yang mengalami krisis ekonomi sebagai dampak dari adanya berbagai pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah selama masa pandemi COVID-19.

"Kalau Freeport datangkan peralatan pemeriksaan PCR, saya kira itu bukan hal yang luar biasa. Freeport punya kemampuan lebih dari itu. Dia bisa melakukan lebih banyak hal, karena dia punya uang, punya segala macam akses dan fasilitas dan hal itu bisa dilakukan oleh Freeport," kata Yopi.

Baca juga: Freeport perkuat sistem perlindungan kesehatan atasi COVID-19

Mantan Ketua DPRD Mimika periode 2004-2009 itu juga menanggapi rencana Pemkab Mimika untuk mengusulkan ke Presiden Joko Widodo dan kementerian terkait di Jakarta agar melakukan penutupan sementara operasional pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura.

Yopi meminta pemerintah mempertimbangkan secara matang opsi penutupan sementara operasional pertambangan Freeport dengan melihat terus meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 di kalangan karyawan Freeport di Tembagapura.

Baca juga: Penanganan COVID-19 di areal PT Freeport didukung DPRP Papua

"Silakan bicarakan itu secara baik dengan pemerintah. Tapi di tingkat manajemen, juga harus dibicarakan secara baik dengan perwakilan karyawan apakah SPSI atau SPBI. Bagaimana risiko yang terjadi selama penutupan sementara itu, apa langkah antisipasi yang tepat, harus ada solusi bersama. Sebab ketika Freeport ditutup sementara itu juga membuat susah tidak saja bagi perusahaan, karyawan tapi juga banyak pihak. Jadi, dampaknya sangat besar," kata Yopi.

Hingga saat ini jumlah karyawan di wilayah Tembagapura yang terpapar COVID-19 sebanyak 72 orang dari jumlah sebanyak 118 kasus positif COVID-19 di Kabupaten Mimika.

Itu belum termasuk karyawan yang diisiolasi lantaran berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP) maupun orang tanpa gejala (OTG).

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas sebelumnya menyampaikan bahwa perusahaan yang dipimpinnya itu terus memperkuat sistem perlindungan kesehatan karyawan dan komunitasnya guna menangani pandemi COVID-19 dengan meningkatkan jumlah rapid test dan menambah kapasitas pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR), menambah jumlah tenaga medis, serta memperbanyak jumlah akomodasi isolasi.

"Kami telah dan terus bekerja bersama International SOS tanpa mengenal lelah, serta berkoordinasi erat dengan pemerintah untuk menyediakan penanganan medis terbaik yang dapat kami berikan sesuai dengan prosedur mitigasi global COVID-19. Kami bersyukur, penanganan para pasien COVID-19 menunjukkan hasil yang baik, dengan semakin banyaknya karyawan yang hampir sembuh,” kata Tony.

Demi menjaga keselamatan dan kesehatan lebih dari 25.000 karyawan dan kontraktornya, penyedia layanan medis PTFI telah dan terus memperluas jangkauan pemeriksaan agar dapat mengidentifikasi kasus positif secara lebih cepat dan melakukan tracing guna menahan laju penyebaran virus.

Saat ini, di area kerja telah tersedia alat tes PCR dan sekitar 50.000 alat rapid test.

Freeport juga telah meningkatkan kapasitas perawatan COVID-19 di area kerja, di antaranya dengan menambah ruang rawat dan ruang isolasi di Rumah Sakit Tembagapura, serta alat bantu pernapasan (ventilator) bagi yang memerlukannya.

Selain itu, Klinik Kuala Kencana juga sedang disiapkan agar dapat melayani rawat inap dan akan segera tersertifikasi sebagai laboratorium pemeriksa RT-PCR yang dapat mengonfirmasi diagnosis COVID-19.

“Kami akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Mimika agar hasil pemeriksaan dapat dianalisa di laboratorium Klinik Kuala Kencana, tidak lagi di Laboratorium Kesehatan Daerah Jayapura. Ini akan membantu kami untuk menangani kasus COVID-19 secara lebih cepat, menyediakan kapasitas tes yang lebih luas bagi lebih banyak komunitas agar dapat melindungi keselamatan mereka, dan mengurangi beban kerja yang ada pada institusi kesehatan publik,” lanjut Tony.

Pimpinan Medical Officer International SOS dr Darma Irawan mengatakan fasilitas kesehatan dan jumlah tenaga medis yang ada di Tembagapura serta Kuala Kencana cukup untuk menangani berbagai skenario yang telah disiapkan.

"Namun, untuk berjaga-jaga, kami telah dan akan terus menambah jumlah tenaga medis, serta fasilitas kesehatan pendukung lainnya,” kata Darma.

 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020