"Anak-anakku yang ibu cintai apa kabar nak? Baik-baik anak-anakku, sehat-sehat kan semuanya. Kalau sehat, ayo angkat jempol semuanya," kata Wali Kota Risma saat mulai menyapa anak-anak Surabaya lewat teleconference.
Risma tampak senang mendengar suara dan melihat wajah ceria anak-anak kelas 6 SD itu. Meski hanya bisa bertemu melalui layar monitor, Risma mendorong mereka agar tidak berkecil hati dan tetap semangat belajar meski di tengah pandemi COVID-19.
"Anak-anak kalian tidak boleh berkecil hati, sebab belajar di mana pun itu sama saja. Melalui internet, melalui sekolah, atau rumah sama saja. Kalian tidak usah bingung, tidak boleh panik, ibu jamin kalian pasti lulus. Tapi kalian tidak boleh malas belajar di rumah, ya," katanya.
Baca juga: Wali Kota Surabaya beri pengarahan ratusan pelajar dan guru SD
Baca juga: Pemkot Surabaya terima bantuan 5 ton beras dan 2 ton gula
Tak hanya mendorong anak-anak Surabaya agar tetap rajin dan semangat belajar di rumah, Risma juga mengingatkan mereka agar tetap berada di rumah sebab kondisinya saat ini berbeda dengan sebelumnya.
"Sekarang kondisinya memang tidak normal sayang, tidak seperti dulu. Kalau di luar, kalian juga harus saling menjaga jarak dan tetap menggunakan masker. Kalau kalian disiplin, ibu yakin ini (COVID-19) pasti akan segera selesai," katanya.
Risma pun kembali berpesan jika tidak mengerti dengan pelajaran yang diberikan oleh guru, maka pelajar SD tidak perlu malu untuk bertanya, meski saat ini hanya bisa melalui media komunikasi jarak jauh.
"Kalau kalian tidak mengerti kalian jangan malu untuk bertanya, ya, anak-anakku. Bukan berarti anak yang suka bertanya itu bodoh, tapi ia ingin tahu. Jadi kalian tidak boleh malu, tidak boleh minder dan jangan takut untuk bertanya," katanya.
Ketika waktu berjalan hampir sekitar 20 menit, rupanya anak-anak terdiam dan terhanyut dalam suasana. Kala itu, mereka lebih banyak mendengar pesan-pesan yang disampaikan Risma. Menariknya, di sela memberikan motivasi itu, beberapa anak pun terlihat mengantuk, sehingga Risma menyapa mereka dengan melambaikan tangannya.
"Ada yang masih ngantuk, ya. Yang masih ngantuk, ayo, angkat tangannya. Tiara ngantuk tidak? Jadi anak-anakku kalian tidak boleh gampang menyerah, ya. Ayo, kita doa sama-sama supaya COVID-19 ini cepat-cepat berakhir," katanya.
Menurut Risma, setiap anak itu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, ada yang pintar matematika, bahasa, ataupun menggambar. Hal itu dikarenakan setiap anak diberikan kelebihan yang berbeda-beda oleh Allah.
"Tapi yang penting itu terus belajar dan tidak boleh menyerah kalau tidak bisa. Justru kalau tidak bisa, kalian harus bertanya. Jadi tidak usah malu dan minder untuk bertanya," katanya.
Di akhir pertemuan itu, Risma kemudian mengajak mereka untuk bernyanyi bersama. Ia ingin agar anak-anak itu tetap ceria meski di tengah COVID-19. Sebab, jika seseorang itu bahagia, maka imunitas tubuh mereka akan bertambah dan tidak mudah tertular penyakit.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo mengatakan, setelah kemarin Wali Kota Risma menggelar teleconference bersama pelajar Kelas III SMP, kali ini dengan pelajar Kelas VI SD se-Surabaya.
Namun, lanjut dia, siswa yang mengikuti aplikasi teleconference itu hanya terbatas untuk 250 siswa. Sedangkan siswa lainnya, melalui aplikasi seperti streaming Youtube dan lainnya.
"Jadi ibu wali kota ingin memberikan dorongan semangat kepada anak-anak. Dalam situasi apapun, bukan hanya pandemi COVID-19, anak-anak harus tetap belajar dan berkarya," kata Supomo.
Selain bertujuan untuk memberikan motivasi, Supomo mengatakan bahwa melalui teleconference itu Wali Kota Risma juga ingin memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang COVID-19. Sehingga diharapkan anak-anak bisa mencegah kemungkinan untuk tertular virus tersebut.
"Itu dorongan semangat yang ingin dibangun oleh beliau (Wali Kota Risma). Sehingga kemudian mengambil langkah seperti ini," katanya.*
Baca juga: Pemkot Surabaya dapat bantuan tiga alat canggih penanganan COVID-19
Baca juga: 265 warga Surabaya reaktif COVID-19 diisolasi di hotel
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020