"Ke depannya saya berharap produk-produk hasil riset dan inovasi dalam negeri dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia tidak hanya dalam masa pandemi tapi juga kebutuhan jangka panjang," kata Menristek Bambang dalam Peluncuran Produk Kontribusi Konsorsium Riset dan Inovasi COVID 19, di Jakarta, Rabu.
Sebanyak 55 produk inovasi dan riset yang dibuat para peneliti Indonesia untuk menangani COVID-19, diantaranya alat uji polymerase chain reaction (PCR), perangkat uji cepat deteksi COVID-19, ventilator, imunomodulator, plasma konvalesen, laboratorium mobile Bio-Safety Level-2, robot berbasis sinar ultraviolet dan respirator untuk pemurnian.
Baca juga: Menristek: RT-LAMP untuk deteksi COVID-19 ditargetkan Juli 2020
Dia menuturkan momentum pandemi COVID-19 dapat menjadi titik tolak bagi inovator-inovator Indonesia untuk membangun industri alat kesehatan dan obat yang selama ini masih banyak bergantung pada impor.
Saat ini, baik alat kesehatan maupun bahan baku obat 90 persen impor untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia.
"Saya berharap kolaborasi kegiatan riset dan inovasi yang telah dan akan dilakukan dapat membuat masyarakat kembali optimis dan positif bahwa Indonesia dapat segera melewati masa pandemi ini," ujarnya.
Dengan adanya sinergi baik pemerintah, lembaga peneliti an, peneliti, perekayasa, inovator, industri dan masyarakat sebagai suatu tim, Menristek Bambang optimis Indonesia bisa melewati pandemi dan menyongsong era normal baru (new normal) era baru di mana ada optimalisasi teknologi digital dalam pertemuan atau kontak langsung yang minim dalam menjalankan kegiatan masyarakat dan ekonomi yang dibarengi dengan penerapan protokol COVID-19 yang disiplin
"Saya mengajak kita semua untuk mendukung inovasi Indonesia," tuturnya.
**3***
Baca juga: Optimalisasi teknologi digital dukung hidup "new normal"
Baca juga: Menristek luncurkan produk COVID-19, LaNyalla: Pantau sebarannya
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020