• Beranda
  • Berita
  • Menteri Erick sebut penanganan COVID-19 dengan pendekatan 3T

Menteri Erick sebut penanganan COVID-19 dengan pendekatan 3T

26 Mei 2020 15:02 WIB
Menteri Erick sebut penanganan COVID-19 dengan pendekatan 3T
Menteri BUMN Erick Thohir di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (7/4/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc/aa.

Metode yang kita lakukan melalui 3T, yakni 'trace', 'test', dan 'treat'

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan penanganan COVID-19 di lingkungan BUMN dilakukan melalui pendekatan trace (lacak), test (uji), dan treat (penanganan) atau 3T.

"Metode yang kita lakukan melalui 3T, yakni trace, test, dan treat," ujar Menteri Erick di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Erick minta BUMN antisipasi skenario "the new normal"

Ia mengemukakan pendekatan trace yakni BUMN telekomunikasi telah mengembangkan aplikasi "Peduli Lindungi" untuk melacak historis kontak dan pergerakan, serta pembatasan isolasi.

"Aplikasi itu telah diunduh sebanyak lebih dari 3,7 juta kali," ucapnya.

Untuk metode test, Erick menyampaikan pihaknya telah mendistribusikan mesin uji polymerase chain reaction (PCR) ke 18 rumah sakit dengan rincian, sebanyak 15 unit telah didistribusikan ke RS BUMN dan tiga unit lainnya ke RSUD/Labkesda.

"Sebanyak 10.000 lebih test telah dilakukan, dengan daily test capacity mendekati 1.000 per hari (learning curve)," paparnya.

Kemudian, lanjut dia, PT Bio Farma bekerja sama dengan BPPT untuk produksi massal PCR test kit dengan sensivitas dan validasi tinggi sesuai rekomendasi WHO.

Saat ini, telah diproduksi 50.0000 test kit dan tambahan 50.000 test kit akhir Mei 2020.

Pendekatan melalui metode treat, Erick mengatakan sebanyak 70 rumah sakit BUMN telah menyiapkan 2.375 tempat tidur untuk penanganan COVID-19.

Selain itu, Bio Farma juga melakukan kerja sama dengan pihak dari dalam negeri dan luar negeri untuk memproduksi vaksin.

Lalu, PT LEN dan PT DI juga telah siap memproduksi ventilator noninvasive pada Mei 2020 dengan estimasi total kapasitas produksi mencapai 1.000-1.250 per minggu.

"Namun, sampai dengan saat ini, LEN dan PTDI masih menunggu perizinan dari Kemenkes untuk produksi massal secara komersial," katanya.

Menteri Erick menambahkan Bio Farma juga bekerja sama dengan Eijkman Institute dan RSPAD Gatot Subroto mengembangkan terapi convalescent plasma.

Baca juga: Pengusaha apresiasi komitmen Menteri BUMN berdayakan UMKM
Baca juga: Jelang Lebaran, Menteri BUMN sidak ke Gudang Bulog Bandung

"Sebanyak tiga dari 10 pasien COVID-19 telah memulai transfusi dan kondisinya terlihat membaik. Namun, hal ini memerlukan observasi dan pemantauan lebih lanjut," paparnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020