Beras bantuan untuk warga terdampak COVID-19 di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan yang disalurkan pemkab setempat yang dikemas menjadi 20 ribu paket sembako tidak layak konsumsi."Salah satu item bantuan sembako yaitu beras yang kami terima tidak layak konsumsi karena berwarna kecoklatan, menggumpal dan bau,"...
"Salah satu item bantuan sembako yaitu beras yang kami terima tidak layak konsumsi karena berwarna kecoklatan, menggumpal dan bau," kata salah seorang warga Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU), Doni di Baturaja, Selasa.
Menurut dia, salah satu item paket sembako yakni beras yang dibagikan Pemkab OKU melalui Dinsos setempat tidak layak dikonsumsi dan lebih cocok untuk makanan hewan ternak.
"Kami menduga beras itu stok lama yang dijual kembali," katanya.
Baca juga: DPRD OKU Timur temukan 1.500 ton beras Bulog busuk
Baca juga: Raskin tidak layak konsumsi beredar di Banyumas
Sementara Kepala Dinas Sosial OKU, Syaiful Kamal secara terpisah membenarkan jika ada temuan bahwa beras yang disalurkan Bulog OKU diduga tidak layak konsumsi.
"Beras tersebut sudah ditukarkan dengan yang baru," ungkap Syaiful.
Diungkapkan Syaiful, pihaknya memang menunjuk Perum Bulog OKU untuk menyediakan 20 ribu paket sembako berupa beras sebanyak 10 kilogram untuk disalurkan kepada masyarakat yang terdampak COVID-19.
Terpisah, Kepala Bulog OKU, Deni Laksana Putra mengakui, jika pihaknya menerima orderan beras 20 ribu paket sembako berupa beras.
Harganya Rp11 ribu/kg dan kualitas yang didistribusikan sebagian memang memiliki mutu yang rendah.
"Kami sudah mengganti beras tersebut dengan beras yang baru," kata Deni.
Baca juga: Presidium Peternak: Beras busuk tidak bisa untuk pakan ayam
Baca juga: Raskin di Buton Selatan tidak layak konsumsi
Pewarta: Edo Purmana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020