Hujan lebat dengan intensitas tinggi membuat tebing yang terletak di belakang perkampungan warga longsor dan menimbun bagian belakang rumah warga
Puluhan kepala keluarga (KK) warga Kampung Tegal Jambu, Desa Susukan, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa mengungsi ke madrasah yang dinilai aman akibat longsor yang menyebabkan lima rumah warga rusak dan belasan rumah lainnya terancam rusak.
Kapolsek Campaka, AKP Tio saat dihubungi Rabu, di Cianjur mengatakan hujan lebat dengan intensitas tinggi membuat tebing yang terletak di belakang perkampungan warga longsor dan menimbun bagian belakang rumah warga.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena sebagian besar warga sudah mengungsi karena sempat melihat tanda akan terjadi longsor.
"Warga yang sempat melihat tanda akan terjadi longsor memberitahukan pada warga lainnya untuk waspada dan segera mengungsi karena pergerakan tanah tebing sempat terjadi, sebelum longsor menghantam perkampungan," katanya.
Warga yang mendapat imbauan dari aparat dan warga setempat langsung mengungsi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ke sanak saudaranya dan sebagian besar ke bangunan madrasah yang dinilai aman dari longsor.
Menjelang sore tebing setinggi 20 meter ambruk dan menghantam lima rumah warga yang sebagian besar rusak berat di bagian belakang dan 16 rumah lainnya terancam, sehingga pemilik dan anggota keluarganya mengungsi.
Aparat setempat langsung melaporkan hal tersebut ke Mapolsek Campaka dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur.
Petugas gabungan yang datang ke lokasi, langsung mengevakuasi warga ke tempat aman guna menghindari hal yang tidak diinginkan, terlebih longsoran tanah terus meluas dan ditakutkan longsor susulan kembali terjadi.
"Warga yang terdampak dan terancam longsor, langsung kami ungsikan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Hingga saat ini, kami masih melakukan pendataan rumah yang rusak dan belasan lainnya yang terancam longsor. Jumlah warga yang mengungsi hingga sore ini tercatat 22 KK dengan 68 jiwa," kata Tio.
Sementara itu, Soleh saksi mata warga sekitar mengatakan longsor yang terjadi setelah hujan deras turun selama dua jam, sehingga menyebabkan tebing setinggi 20 meter di belakang perkampungan longsor, menimbun bagian belakang lima rumah warga.
"Saya sempat melintas di bawah tebing sebelum longsor bersama warga lainnya usai bekerja di ladang. Saat itu, kami merasakan pergerakan tanah yang cukup keras, sehingga kami imbau warga untuk waspada dan segera mengungsi. Selang beberapa puluh menit longsor terjadi, beruntung warga sudah berada di tempat aman," katanya.
Hingga saat ini, kata dia, puluhan KK memilih bertahan di pengungsian karena takut longsor susulan setiap saat dapat terjadi, ditambah intensitas hujan sejak beberapa hari terakhir masih tinggi.
"Saat ini warga berharap ada bantuan dari pemerintah khususnya untuk perbaikan rumah yang rusak. Kalau kebutuhan pokok, masing-masing warga masih cukup, termasuk pakaian. Namun untuk beberapa hari ke depan mungkin akan kekurangan," demikian Soleh.
Baca juga: Jalur utama Cianjur Selatan putus akibat longsor
Baca juga: Jalur utama Cianjur-Sukanagara tertutup akibat tertutup longsor
Baca juga: Sempat terputus 24 jam, jalur Cianjur-Bandung kembali dapat dilalui
Baca juga: Jumlah pengungsi di Cibeber-Cianjur terus bertambah akibat longsor
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020