"Oh, bermanfaat sekali. Dadi bukane karena aku ora tau mriyang lantas aku pikir ndak bermanfaat, ndak ya (Jadi bukan karena saya tidak pernah sakit lantas saya berpikir ini tidak bermanfaat, tidak). Tapi, namanya orang, sewaktu-waktu kan bisa saja jatuh sakit, enggak ada duit. Jadi BPJS ini akan bermanfaat pada waktunya," kata Jayus, warga asal Pemalang, Jawa Tengah, saat dihubungi ANTARA melalui sambungan telepon dari Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan iuran BPJS Kesehatan yang ia bayar setiap bulan merupakan bentuk gotong royong untuk membantu warga lain yang membutuhkan biaya pengobatan lebih besar.
Ia yakin dengan membayar iuran setiap bulan itu, ia merasa telah membantu warga lain yang sedang kesulitan.
Kemudian, pada saatnya ia jatuh sakit, meskipun itu tidak diharapkan, dan membutuhkan biaya pengobatan cukup besar, maka manfaat dari iuran yang ia setorkan itu akan benar-benar dirasakan manfaatnya.
"Saya setiap nganter tetangga ke rumah sakit itu banyak dari mereka yang mengaku senang karena meskipun sakitnya parah, tapi tidak dimintai biaya tambahan apa-apa," kata dia.
Baca juga: Pasien gagal ginjal mengaku sangat terbantu dengan program JKN-KIS
Baca juga: BPJS Kesehatan bantu pasien dalam kondisi darurat tidak terduga
Senada dengan Jayus, Yuni, warga asal Tangerang, Banten, juga mengatakan bahwa layanan BPJS Kesehatan telah membantunya memastikan kesehatan orang tuanya yang berada di desa.
Kedua orang tuanya yang telah berusia lanjut sering jatuh sakit. Sementara itu, pekerjaannya di Jakarta tidak memungkinkannya bolak-balik ke kampung halaman untuk membayarkan biaya pengobatan orang tuanya secara tunai.
Namun demikian, berkat layanan BPJS Kesehatan, kedua orangtuanya tetap bisa berobat, sehingga ia tidak perlu bolak-balik ke kampung halaman.
Baca juga: Cuci darah delapan tahun, Gatot berterima kasih ke peserta JKN-KIS
Sementara itu, Arif, yang merupakan peserta BPJS Kelas 3 mandiri, juga mengatakan bahwa layanan BPJS Kesehatan telah memberinya banyak keuntungan.
Pria berusia 50 tahun itu mengaku sering berobat ke rumah sakit karena penyakit radang paru-paru yang dideritanya.
Beruntung, ia menjadi peserta layanan BPJS Kesehatan, sehingga ia tidak perlu lagi terbebani oleh biaya pengobatan yang semestinya membutuhkan biaya cukup besar.
Baca juga: Ketika manfaat gotong royong dirasakan peserta BPJS Kesehatan
Baca juga: Maria puji pelayanan hemodialisa JKN-KIS sangat baik
Baca juga: Masyarakat respon positif manfaat JKN meski iuran kembali disesuaikan
Pewarta: Katriana
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2020