Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jawa Timur mengutus tim "COVID-19 Hunter" menyasar orang-orang berstatus orang tanpa gejala (OTG) dan pasien dalam pengawasan (PDP) ke berbagai daerah di wilayah setempat.Harapannya sebagai salah satu upaya efektivitas memutus rantai penyebaran virus Corona
"Harapannya sebagai salah satu upaya efektivitas memutus rantai penyebaran virus Corona," ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis malam.
Hingga data per pukul 17.00 WIB hari ini, jumlah OTG di Jatim mencapai 19.366 orang dan PDP sebanyak 7.009 orang.
Baca juga: Tambahan kasus tertinggi hari ini Surabaya dan Kabupaten Probolinggo
Menurut dia, OTG dan PDP sama-sama berpotensi cukup tinggi untuk terkonfirmasi positif sehingga harus segera mendapat penanganan khusus.
"Kira-kira OTG terakhir, potensi kemungkinan positif sampai dengan 35 persen, sedangkan PDP hingga 55 persen," ucap Khofifah, yang juga Gubernur Jatim tersebut.
Tim, kata dia, ditugaskan menyisir beberapa daerah di Jatim yang memiliki catatan angka OTG dan PDP terbesar (di atas 50 persen), yaitu Sidoarjo, Kediri, Tulungagung, Gresik, Bangkalan, Nganjuk, Lamongan, Madiun, Nganjuk dan Probolinggo.
Selain itu, tim yang akan bekerja mulai Jumat, 5 Juni 2020 tersebut dipastikan mendapat dukungan dari aparat TNI dan Polri, serta tim kedokteran dari masing-masing daerah.
Baca juga: Gugus Tugas Jatim umumkan kasus COVID-19 mencapai 5.310 orang
Berdasarkan data, jumlah PDP dan OTG di 10 daerah tersebut mencapai 52 persen di Jatim, dan nama-namanya sudah dikantongi oleh Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten/kota.
"Tim diharapkan menyisir 100 persen dan dilakukan tes cepat. Jika hasilnya reaktif segera dilakukan tes swab. Kalau OTG dan PDP ini sudah terkonfirmasi, solusinya bisa masuk diobservasi atau diisolasi di rumah sakit," katanya.
Di tempat sama, Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menyampaikan tim di lapangan melakukan pemeriksaan yang titik-titiknya ditentukan oleh masing-masing daerah.
Setiap hari, lanjut dia, tim dari provinsi melakukan screening terhadap 150 orang untuk melakukan rapid test, VTM, dan catridge yang telah disiapkan provinsi.
"Pemeriksaan 150 orang setiap hari agar tim pemeriksa tidak capek, sebab kalau sudah capek malah tidak cermat," tutur direktur utama RSUD dr Soetomo Surabaya tersebut.
Baca juga: Disiplin kolektif masyarakat penentu keberhasilan penanganan COVID-19
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020