Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan disiplin menjalankan protokol pencegahan penularan COVID-19 adalah kunci menjadikan bertambahnya zona hijau.Kita tidak ingin ada anak-anak kita yang mengalami risiko terpapar karena kurang kehati-hatian dari kita semuanya..
"Kunci dari keberhasilan untuk mempertahankan zona hijau adalah yang pertama disiplin kepada protokol kesehatan, yang kedua disiplin kepada protokol kesehatan," kata Doni dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin.
Doni menuturkan pemerintah berkomitmen untuk memulai kegiatan tatap muka di tempat yang paling aman yaitu daerah yang tidak ada kasus COVID-19, yakni zona hijau.
"Kita tidak ingin ada anak-anak kita yang mengalami risiko terpapar karena kurang kehati-hatian dari kita semuanya," tutur Doni.
Baca juga: Deputi: Belajar tatap muka diprioritaskan di zona hijau mulai dari SMA
Baca juga: Mendikbud : Sekolah di zona hijau dibuka dengan sejumlah persyaratan
Untuk itu, Doni mendorong agar seluruh masyarakat bisa meningkatkan disiplin untuk taat kepada protokol kesehatan sehingga zona hijau akan tetap bertahan.
Menurut Doni, jika upaya-upaya untuk meningkatkan disiplin mengalami pengendoran, maka zona hijau bisa saja berubah menjadi zona kuning dengan risiko penularan rendah.
"Potensi untuk kembali ke zona dari kuning ke hijau pun bukanlah pekerjaan yang mudah oleh karenanya kerja keras kemudian kerja sama sangat penting," tuturnya.
Per tanggal 7 Juni 2020, ada sebanyak 92 kabupaten/kota yang merupakan zona hijau.
Daerah dengan status zona hijau bisa berubah menjadi zona kuning dengan risiko penularan rendah atau menjadi zona merah dengan risiko penularan tinggi jika masyarakat tidak hati-hati dalam menjaga atau memperhatikan protokol kesehatan seperti tidak memperhatikan tentang penggunaan masker dan upaya jaga jarak, kurang memperhatikan masalah kebersihan, serta tidak mencuci tangan.
Baca juga: Dua kampung di Mimika berubah jadi zona hijau COVID-19
Baca juga: Dua wilayah di Sumsel kembali menjadi zona hijau COVID-19
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020