• Beranda
  • Berita
  • Sejumlah masjid di Kalsel gelar Shalat Gerhana Matahari berjamaah

Sejumlah masjid di Kalsel gelar Shalat Gerhana Matahari berjamaah

21 Juni 2020 18:25 WIB
Sejumlah masjid di Kalsel gelar Shalat Gerhana Matahari berjamaah
Jamaah Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin menggelar Shalat Gerhana Matahari pada Ahad (21/6/2020). (ANTARA/Firman)
Sejumlah masjid di Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Shalat Gerhana Matahari berjamaah pada Ahad sore bertepatan terjadinya fenomena gerhana matahari cincin.

Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin yang merupakan masjid terbesar di Kalsel mengadakan Shalat Gerhana Matahari yang dilaksanakan setelah Shalat Ashar.

Bertindak sebagai imam, Ustadz Achmad Sofyan. Shalat Gerhana Matahari diikuti ratusan jamaah yang memenuhi ruang induk masjid dengan mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak shaf satu meter.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalimantan Selatan H Noor Fahmi mengatakan shalat dua rakaat gerhana matahari dianjurkan selama gerhana matahari berlangsung.

Baca juga: Warga Palu antusias saksikan gerhana di tengah guyuran hujan

Baca juga: Stageof: Gerhana matahari cincin tak terlihat di Banjarnegara


"Alhamdulillah saat ini Kalimantan Selatan menjadi daerah yang dapat menyaksikan fenomena indah gerhana matahari. Shalat ini sebagai ucapan rasa syukur umat Muslim atas kebesaran Allah SWT," ucapnya usai mengikuti shalat di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin.

Fahmi mengutarakan, setelah shalat dua rakaat, jamaah semestinya mendengarkan khutbah Shalat Gerhana sebagaimana pelaksanaan Khutbah Jumat. Namun, dikarenakan situasi dan kondisi pandemi COVID-19 maka khutbah ditiadakan.

Secara khusus jamaah juga diajak untuk berdoa memohon kepada Allah SWT agar terhindar dari wabah virus corona.

"Mudah-mudahan saudara-saudara kita yang terpapar segera diberikan kesembuhan oleh Allah SWT dan wabah ini secepatnya berakhir, diangkat dari muka bumi," katanya.

Fenomena gerhana matahari terjadi saat bumi, bulan, dan matahari benar-benar sejajar dalam satu garis lurus ditinjau dari perspektif tiga dimensi, dengan bulan berada di antara bumi dan matahari. Namun kali ini hanya dalam wujud gerhana sebagian, karena hanya sebagian kecil paras matahari yang tertutupi oleh bulan.*

Baca juga: Warga Jakarta masih bisa lihat gerhana matahari secara daring

Baca juga: Kemenag imbau masyarakat shalat gerhana minta COVID-19 segera berakhir

 

Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020