"Kami ingin pelaku pariwisata dan wisatawan sama-sama senang dan tetap sehat dalam menjalankan aktivitasnya di Banyuwangi," kata Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Ia menegaskan bahwa lewat instrumen teknologi informasi itu Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mematangkan skenario normal baru pariwisata sekaligus mendukung penerapan protokol kesehatan di bidang pariwisata.
Baca juga: Banyuwangi sambut wisata normal baru dengan aplikasi
Kabupaten yang sukses menggaet penghargaan inovasi kebijakan publik dan tata kelola pariwisata dari Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) itu, telah menyiapkan sejumlah skenario menyambut era normal baru pariwisata, salah satunya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Banyuwangi harus membeli tiket secara daring lewat aplikasi.
"Nanti semua beli dan bayar tiket lewat online. Di aplikasi itu ada pilihan jam berkunjung, misalnya mau ke objek wisata A silakan pilih pagi, siang atau sore. Setiap waktu ada kapasitasnya, diatur kuotanya untuk menjaga jarak, dan kalau di destinasi A sudah terdaftar 100 wisatawan untuk hari Minggu jam 07:00-10:00 WIB misalnya, kalau ada orang ke-101 mau pesan tiket, otomatis tertolak," ujarnya.
Menurut dia, kapasitas pengunjung di setiap objek wisata di Banyuwangi akan dikurangi dibanding masa sebelum pandemi COVID-19.
"Kalau dulu sebelum pandemi, misalnya sehari menampung seribu wisatawan, sekarang harus dikurangi setengahnya, itu pun harus diatur jam-jamnya di aplikasi," katanya.
Baca juga: Luhut nilai pariwisata Banyuwangi siap dibuka
Saat ini, lanjut Anas, Pemkab Banyuwangi juga terus melakukan sertifikasi protokol COVID-19 di semua hotel, homestay, objek wisata, kafe, restoran, hingga sentra kuliner rakyat. Pelaku usaha yang telah lolos uji protokol kesehatan akan mendapat sertifikat normal baru.
"Demikian pula pemandu wisata ada uji kompetensi protokol kesehatan, karena ke depan SDM pariwisata bukan hanya harus ramah dan kompeten, tapi juga bergaya hidup sehat dan memahami protokol A sampai Z agar semua tetap bersih, aman, sehat dan nyaman," paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda mengemukakan tidak hanya objek wisata, atraksi wisata seni-budaya juga diatur sedemikian rupa menggunakan teknologi untuk mendukung protokol kesehatan.
Misalnya, lanjut dia, ada atraksi Tari Gandrung di Taman Gandrung Terakota, ketika kuota terpenuhi, wisatawan tak akan lagi bisa memesan tiket.
"Bahkan, agar lebih menarik, kami sedang mengatur seperti bioskop. Bisa juga pilih tempat melihat atraksinya, bisa di depan, agak ke atas sedikit, di belakang dan seterusnya. Itu semua pesan lewat online. Tapi tentu tidak semua atraksi bisa diatur seperti ini. Ini khusus untuk atraksi terjadwal dengan amfiteater yang representatif," ujarnya.
Baca juga: Banyuwangi verifikasi kesiapan 30 objek wisata jalankan normal baru
Baca juga: Bupati Banyuwangi ajak seniman bersiap menyambut normal baru
Baca juga: 91 pemandu wisata di Banyuwangi terima sertifikat protokol kesehatan
Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinariyanto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020