• Beranda
  • Berita
  • Pandemi, Mendag sebut merek kompetitif RI topang ekonomi nasional

Pandemi, Mendag sebut merek kompetitif RI topang ekonomi nasional

24 Juni 2020 21:57 WIB
Pandemi, Mendag sebut merek kompetitif RI topang ekonomi nasional
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto. ANTARA/HO-Humas Kementerian Perdagangan/pri.

Pandemi ini dapat dijadikan momentum bagi para pelaku Industri Kecil Menengah dan pelaku industri besar sebagai peluang untuk bersaing dengan negara lain.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebut bahwa Indonesia merupakan negara penghasil merek yang memiliki kekuatan dan kompetitif di pasar global, sehingga mampu menopang perekonomian nasional di tengah pandemi COVID-19 yang sedang melanda.

"Indonesia merupakan negara penghasil merek yang memiliki market power (kekuatan pasar) dan mampu bersaing secara global, baik di sektor industri besar maupun kecil. Mereka bersinergi untuk menopang perekonomian Indonesia," ujar Mendag saat menghadiri web seminar bertajuk 'Kenali Local Brand yang Menguasai Pasar Global', Rabu.

Beberapa produk yang disebut di antaranya Mayora yang telah mampu mengekspor ke 100 negara di dunia, kemudian Indofiid yang menjangkau 80 negara, lalu PT Gajah Tunggal yang mendistribusikan produknya ke 80 negara, dan APRIL yang memiliki kantor penjualan penghubung pemasaran di berbagai negara.
Baca juga: Kemenperin pacu lahirnya merek lokal berdaya saing global

Kendati demikian, Mendag menyampaikan bahwa pelaku usaha harus mutlak memiliki ide dan kreativitas serta memanfaatkan peluang agar mampu bersaing dengan negara lain.

"Pandemi ini dapat dijadikan momentum bagi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) dan pelaku industri besar sebagai peluang untuk bersaing dengan negara lain," ungkap Mendag.
Baca juga: Peduli COVID-19, merek lokal bagikan masker dan penyanitasi tangan

Mendag Agus memaparkan, pandemi COVID-19 berdampak terhadap aktivitas ekonomi dan perdagangan global dan nasional, di antaranya yakni terjadinya gangguan dari sisi permintaan dan pasokan, terjadi pelarangan ekspor dan impor beberapa komoditi pangan dan kesehatan, perubahan pusat rantai pasok global dari China, Amerika Serikat, dan Jerman.

Kemudian, terjadi peningkatan biaya logistik, di mana waktu pengiriman barang barang lebih lama, biaya logistik bertambah, serta prosedur pengiriman mengikuti protokol kesehatan.

"Kerja sama perdagangan juga tidak berjalan efektif selama pandemi COVID-19. Terakhir, muncul ancaman resesi global," tukas Mendag.
Baca juga: Operator lounge bandara gandeng UMKM kibarkan merek lokal

Untuk itu, Mendag tetap mendorong agar konsumsi domestik tetap terjaga dan memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri.

Adapun perubahan perilaku ke pemasaran daring, di mana produk impor sudah lebih dahulu melakukan penetrasi pasar daring dengan membidik anak muda dan masyarakat umum, dengan menumbuhkan kerelaan konsumen terhadap pembelian produk lokal yang sudah berkualitas global.

Baca juga: Produk korporasi lokal mendominasi temuan sampah plastik
Baca juga: Kehadiran UKM di stasiun MRT Jakarta bisa angkat merek lokal baru

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020