"Jumlah temuan konfirmasi positif di Teluk Bintuni seluruhnya sebanyak 50 orang. Alhamdulillah semua kita nyatakan sembuh setelah dua kali berturut-turut dilakukan pemeriksaan swab menggunakan metode real time PCR (polymerase chain reaction) dengan hasil negatif," ucap Juru bicara Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni pada Percepatan Penanganan COVID-19 dr Wiendo Syahputra di Teluk Bintuni, Jumat.
Baca juga: Tambah delapan, positif COVID-19 di Sorong-Papua Barat naik 92
Ia menjelaskan, untuk mencegah temuan kasus baru, seluruh tim kesehatan yang tergabung dalam gugus tugas COVID-19 tetap siap melakukan screning serta pelacakan kontak.
"Rapid test akan terus kami lakukan, jika hasilnya reaktif kami akan lanjutkan dengan pemeriksaan swab. Kami juga masih terus melakukan pelacakan kontak erat OTG (orang tanpa gejala), karena OTG ini merupakan orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif," lanjut Wiendo menjelaskan.
Baca juga: Polda Papua Barat pantau sejumlah akun sebar hoaks penanganan COVID-19
Pihaknya pun mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan saat menjalankan aktivitas di luar rumah. Meskipun sudah 100 persen pasien COVID-19 di daerah itu sembuh namun saat ini masih ada 156 OTG dalam pemantauan.
Ratusan OTG tersebut saat ini menjalani isolasi mandiri dengan pengawasan ketat petugas kesehatan di wilayah masing-masing. Bagi mereka gugus tugas terus memberikan vitamin untuk menjaga agar kekebalan tubuhnya terjaga sehingga bisa mengakhiri masa pemantauan dalam kondisi tubuh yang sehat dan terbebas dari COVID-19.
Baca juga: DPRP Papua Barat bentuk pansus pengawasan dana COVID-19
"Sekali lagi kami sampaikan bahwa OTG adalah orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif dan mereka memiliki potensi besar untuk tertular. Maka sesuai prosedur Kementerian Kesehatan, kita harus memantau kondisi mereka secara ketat selama 14 hari juga memberikan vitamin agar akhirnya tidak jadi pasien positif COVID-19," ujarnya lagi.
Dalam mengantisipasi kasus baru, kata Wiendo, pemerintah daerah pun telah menyiapkan fasilitas karantina. Setiap warga yang memiliki hasil tes cepat reaktif akan menjalani karantina terpusat di lokasi tersebut.
Menuju new normal gugus tugas pun telah menyiapkan protokol kesehatan di lingkungan pemerintahan, dunia usaha, pendidikan serta masyarakat.
Diharapkan seluruh aktivitas di daerah penghasil minyak dan gas bumi itu segera kembali normal, masyarakat kembali produktif serta aman dari penularan COVID-19.
Kasus konfirmasi positif pertama di Teluk Bintuni ditemukan pada 19 April 2020. Jumlah kasus terus meningkat hingga mencapai 50 pada 14 Juni 2020, namun dalam waktu kurang dari dua setengah bulan seluruh pasien di daerah penghasil minyak dan gas bumi ini berhasil bebas dari COVID-19.
"Pasien terakhir kami nyatakan sembuh hari ini. Ini pasien perempuan usia 41 tahun dari Distrik Babo. Dua kali berturut-turut hasil tes PCR-nya negatif," kata Wiendo menambahkan.
Pewarta: Toyiban
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020