• Beranda
  • Berita
  • Belasan SMP di Gunung Kidul kekurangan siswa didik baru

Belasan SMP di Gunung Kidul kekurangan siswa didik baru

6 Juli 2020 19:10 WIB
Belasan SMP di Gunung Kidul kekurangan siswa didik baru
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 78 di Kota Gorontalo, Gorontalo, Rabu (20/22/2019). Sekolah tersebut terancam ditutup karena kekurangan siswa yang hanya berjumlah 47 orang dan enam orang guru. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/ama. (ANTARAFOTO/Adiwinata Solihin)

Ada 13 SMP yang kekurangan kekurangan siswa

Sebanyak 13 sekolah menengah pertama di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kekurangan Siswa Didik Baru Tahun Ajaran 2020/2021 karena jumlah lulusan sekolah dasar lebih sedikit dibandingkan daya tampung jumlah sekolah menengah pertama.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaraga (Disdikpora) Gunung Kidul Bahron Rosyid di Gunung Kidul, Senin, mengatakan kuota SMP ada sekitar 12.600 kursi, sedangkan yang lulus SD hanya 9.071 anak.

"Ada 13 SMP yang kekurangan kekurangan siswa, karena wajar jumlah lulusan SD dan daya tampung SMP sangat banyak," kata Bahron.

Selain itu, banyaknya SD yang tidak mendapat siswa disebabkan beberapa faktor diantaranya lulusan TK atau usia 7 tahun saat ini ada 8.640 siswa. Sampai saat ini yang dilaporkan masuk SD atau MI baik negeri maupun swasta mencapai 7.219 siswa. Sedangkan jumlah tempat duduk di SD sederajat ada 14.051 kursi.

Baca juga: Sekolah kekurangan murid di Gunung Kidul kembali terima siswa

Baca juga: Puluhan SD Negeri di Madiun kekurangan siswa


"Sebagian besar SD di Gunung Kidul kekurangan murid, hanya beberapa sekolah yang terpenuhi kuotanya. Satu kelas itu maksimal ada 28 siswa untuk SD," katanya.

Lebih lanjut, Bahron mengatakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tahun pelajaran 2020/2021 akan dilakukan pada 13 Juli 2020 mendatang. Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan kapan sekolah dengan tatap muka boleh dilaksanakan, meski sekolah itu ada di zona hijau.

"Meski sekolah ada di zona hijau, ada guru yang dari wilayah lain datang ke sekolah nanti bagaimana. Ada sekolah yang ada di perbatasan juga. Kami masih menunggu keputusan dari pusat dan provinsi untuk pelaksanaan belajar dengan tatap muka," kata Bahron.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty mengatakan ada tiga kecamatan di Gunung Kidul berada di zona oranye, yakni Wonosari, Karangmojo, dan Playen. Zona Hijau berada di Kecamatan Gedangsari, Tepus, Rongkop, dan Girisubo. Sementara 11 kecamatan lainnya zona kuning.

"Kami belum bisa merekomendasikan sekolah-sekolah yang ada di zona hijau menyelenggarakan KBM secara tatap muka," katanya.

Baca juga: SMA/SMK di Kabupaten Garut masih kekurangan siswa

Baca juga: Kemendikbud: Keselamatan guru dan siswa prioritas utama pasca COVID-19

Pewarta: Sutarmi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020