Selain meningkatkan pelatihan, kita juga membuat inovasi co-deployment yang jika berhasil akan menjadi bentuk baru pengiriman pasukan pemelihara perdamaian,
Indonesia dan Australia tengah mematangkan rencana untuk pengerahan bersama (co-deployment) pasukan pemelihara perdamaian untuk misi PBB di Mali (MINUSMA).
“Kami sudah sepakat untuk melakukan co-deployment ke Mali, di sana (Indonesia dan Australia) akan menempatkan satu rapid deployment batallion,” kata Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjend Victor H Simatupang dalam sebuah diskusi daring, Kamis.
Victor mengatakan pembicaraan lanjutan akan segera dilakukan oleh kedua pihak mengenai fasilitas yang harus disiapkan masing-masing negara guna mendukung pelaksanaan misi tersebut.
Selain dengan Australia, Indonesia juga menjajaki kerja sama serupa dengan Ethiopia.
Baca juga: Indonesia soroti peran perempuan dalam misi penjagaan perdamaian
Baca juga: Indonesia dorong partisipasi komponen sipil jaga perdamaian dunia
“Tahun lalu saya berkunjung ke sana, dan secara bersama kita akan menyepakati kerja sama latihan untuk pengembangan kemampuan personel Indonesia maupun Ethiopia,” tutur dia.
Secara spesifik Victor menyebut bahwa Indonesia akan membantu penyediaan alutsista seperti panser Anoa dan kendaraan taktis Komodo guna mendukung besarnya jumlah pasukan yang dimiliki Ethiopia.
Kerja sama co-deployment dan latihan dengan pasukan asing merupakan salah satu inovasi yang dilakukan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas personel pemelihara perdamaian PBB.
Menurut Direktur Kerja Sama Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri Grata Endah Werdaningtyas, upaya tersebut sejalan dengan kebutuhan PBB untuk tidak hanya mengirim pasukan sesuai anggaran dan sumber daya yang ada, tetapi juga untuk memaksimalkan peran mereka di lapangan.
Untuk itu, alih-alih mengirim pasukan dalam jumlah besar, Indonesia akan berfokus untuk mengirim unit-unit personel yang memiliki kapabilitas tinggi seiring dengan semakin banyaknya mandat yang diemban pemelihara perdamaian.
“Selain meningkatkan pelatihan, kita juga membuat inovasi co-deployment yang jika berhasil akan menjadi bentuk baru pengiriman pasukan pemelihara perdamaian,” ujar Grata.
Sebelumnya, Indonesia berhasil mencapai visi 4.000 personel pemelihara perdamaian sebagai program prioritas nasional 2014-2019 dengan capaian terbesar sekitar 3.400 personel.
Target tersebut ditetapkan untuk menempatkan pasukan dan polisi Indonesia dalam 10 besar negara penyumbang pasukan pemelihara perdamaian terbanyak di PBB.
Saat ini, dengan total personel 2.842 orang per 31 Mei 2020, Indonesia menduduki posisi ke-8 dari 122 negara pengirim pasukan perdamaian.
Baca juga: Prajurit TNI gugur saat misi perdamaian PBB, dapat kenaikan pangkat
Baca juga: Indonesia dukung resolusi DK PBB tentang misi pemeliharaan perdamaian
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020