• Beranda
  • Berita
  • Mahasiswi UNS produksi penyanitasi tangan berbahan alam

Mahasiswi UNS produksi penyanitasi tangan berbahan alam

15 Juli 2020 17:58 WIB
Mahasiswi UNS produksi penyanitasi tangan berbahan alam
Warida Rahmani saat memproduksi penyanitasi tangan (ANTARA/HO/Humas UNS)

Saya pilih dua bahan ini karena memang banyak tersedia di sekitar tempat tinggal

Mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bernama Warida Rahmani berinovasi memproduksi penyanitasi tangan berbahan alam, yaitu dari lidah buaya dan daun sirih.

"Saya pilih dua bahan ini karena kebetulan memang banyak tersedia di sekitar tempat tinggal saya," kata mahasiswa Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian UNS tersebut di Solo, Rabu.

Baca juga: Warga siapkan masker dan penyanitasi tangan hadapi normal baru

Ia mengatakan untuk daun sirih sendiri merupakan antiseptik alami yang dapat membunuh kuman, sedangkan lidah buaya dipakai sebagai pelembab di kulit.

Menurut dia, pembuatannya cukup mudah, yaitu kedua bahan tersebut dipotong-potong dalam ukuran kecil kemudian direbus secara terpisah selama 15 menit.

Baca juga: UP produksi dan bagikan penyanitasi tangan pada masyarakat

"Selanjutnya, hasil rebusan daun sirih dan lidah buaya ini didinginkan terlebih dahulu. Setelah dingin, kedua bahan dicampur di dalam satu wadah dan ditambahkan perasan air jeruk nipis. Perasan jeruk nipis ditambahkan sebagai aroma pada 'hand sanitizer'," katanya.

Mahasiswi yang sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata Penanganan COVID-19 UNS di Desa Uteran, Kecamatan Geger, Madiun, Jawa Timur ini juga menularkan ilmu tersebut kepada warga sekitar.

Baca juga: BPOM keluarkan edaran cara membuat penyanitasi tangan, sebut pakar

Baca juga: Menteri Desa PDTT: Mahasiswa KKN bantu pemerintah


"Saya sosialisasikan juga ke ibu-ibu rumah tangga melalui kegiatan arisan karena ini bahannya sederhana dan caranya cukup mudah diikuti. Pada kegiatan ini saya juga melibatkan mahasiswa dari IAIN Tulungagung dan IAIN Ponorogo yang kebetulan menjalankan KKN," katanya.

Sementara itu, selain membuat produk tersebut, untuk mendukung perekonomian masyarakat, ia juga membuat pasar daring melalui grup "Whatsapp". Ia mengatakan melalui komunikasi tersebut terjadi pertemuan antara penjual dengan pembeli.

"Di sini masyarakat ternyata sangat aktif dan kreatif dalam berniaga. Harapannya ini bisa diteruskan sehingga meski kondisi masih COVID-19, masyarakat tetap bisa memperoleh pemasukan," katanya.

Baca juga: Pemkot Solo segera tes usap pedagang Pasar Harjodaksino
 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020