"Hanya 44 butir telur yang bisa diamankan dari satu sarang penyu. Bisanya jumlah telur penyu dalam satu sarang itu mencapai 80 hingga 140 untuk jenis penyu lekang," kata Pengelola Jambak Sea Turtle Camp Pati Hariyose di Padang, Kamis.
Menurut dia, saat ini ada 800 telur penyu yang akan menetas di Jambak Sea Turtle Camp.
"Sebagian besar telur penyu ini ditemukan oleh masyarakat yang diserahkan ke kami, kemudian kami memberikan semacam kompensasi sekitar Rp150 ribu per satu sarang," kata dia.
Ia mengatakan, petugas Jambak Sea Turtle Camp juga biasa melakukan patroli bersama relawan untuk menemukan sarang telur penyu di pinggir pantai.
"Namun karena rentang Pantai Pasie Nan Tigo cukup panjang, maka hanya sekitar tiga kilometer yang bisa terpantau," katanya, menambahkan, saat patroli kadang petugas bisa menemukan sampai dua sarang telur penyu dengan sekitar 300 telur.
Hariyose menjelaskan, telur penyu menetas dalam waktu sekitar 53 hingga 60 hari, bervariasi sesuai jenis penyu. Ia juga mengatakan bahwa proses penetasan tidak selalu berhasil.
"Misalnya, jika relokasi sudah di atas satu jam sejak induk penyu mengeluarkan telur, maka gagal menetasnya akan lebih banyak. Namun jika masih di bawah satu jam maka kemungkinan menetasnya sampai 100 persen atau di atas 80 persen," kata dia.
"Makanya kami harus teliti menerima telur penyu dari masyarakat, jika telur mulai mengering, dan pasirnya sudah lepas atau bersih, maka kami tidak menerima. Kami memilih telur yang diantar pada malam atau pagi hari dengan kondisi masih berpasir," ia menambahkan.
Setelah telur menetas, tukik akan segera dilepas ke laut. "Hanya boleh memberikan tenggang waktu maksimum sekitar lima hari setelah menetas," kata Hariyose tentang waktu pelepasan tukik.
Ia menjelaskan pula bahwa penyu yang bertelur di kawasan pantai Sumatera Barat biasanya penyu lekang, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu belimbing.
Baca juga:
Polisi gagalkan penyelundupan 3.274 butir telur penyu asal Kepri
Warga Aceh Jaya selamatkan 117 telor penyu belimbing
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020