Real Estate Indonesia (REI) menyoroti keikutsertaan manajemen investasi atau aset manajemen dalam pengelolaan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang ditargetkan bisa mulai berjalan pada 2021.Selama ini pengelolaan dengan aset manajemen tidak pernah untung. Masyarakat selalu buntung
Ketua Umum DPP REI Totok Lusida dalam webinar bertajuk "Tapera: Affordable Housing?", di Jakarta, Kamis, mengatakan berdasarkan pengalaman yang ada, pengelolaan dengan manajemen investasi kerap merugikan masyarakat.
"Saya takut dalam PP Tapera, pasal 28-31 disebutkan bahwa modal ini akan bisa dikelola aset manajemen atau manajemen investasi. Selama ini pengelolaan dengan aset manajemen tidak pernah untung. Masyarakat selalu buntung," katanya.
Totok pun mengingatkan agar pengelolaan Tapera nantinya harus benar-benar dikawal dengan baik agar tidak menimbulkan masalah bagi masyarakat. Ia juga berharap pengelolaan iuran Tapera bisa diubah menjadi modal jangka panjang properti.
"Jadi bagaimana caranya yakinkan bersama kalau uang itu akan dikelola dengan benar. Mestinya uang yang ada itu bisa dikerjasamakan untuk jangka panjang, di sini kan ada BTN dan BNI untuk modal jangka panjang properti pasti lebih menguntungkan. Pengembang siap selama didukung," katanya.
Totok menambahkan seharusnya iuran masyarakat bisa dimasukkan dalam satu tempat agar tidak tumpang tindih (overlapping) dengan badan atau lembaga lainnya. Ia pun mengusulkan agar iuran seperti Taspen atau BPJS TK bisa dimasukkan dalam Tapera.
"Sehingga nanti Tapera tinggal kerja sama dengan SMF untuk pelaksanaannya. Jadi modalnya bisa jadi secondary market fund untuk pembiayaan jangka panjang," pungkas Totok.
Baca juga: Pengembang perumahan nilai Tapera terlalu lama bisa jangkau MBR
Baca juga: Terkait Tapera, Anggota Komisi V DPR minta pemerintah lakukan 4 hal
Baca juga: BP Tapera proyeksikan himpun dana Rp60 triliun pada 2024
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020