• Beranda
  • Berita
  • Faskes dan protokol kesehatan jadi perhatian orang tua imunisasi anak

Faskes dan protokol kesehatan jadi perhatian orang tua imunisasi anak

20 Juli 2020 17:11 WIB
Faskes dan protokol kesehatan jadi perhatian orang tua imunisasi anak
Petugas medis puskesmas Ulee Kareng menggunakan APD saat memberikan imunisasi kepada anak balita di Banda Aceh, Aceh, Kamis (16/7/2020). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/nz. (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

Pandemi tidak bisa jadi alasan untuk tidak imunisasi anak

Pemilihan fasilitas kesehatan dan penerapan protokol kesehatan menjadi perhatian para orang tua dalam memutuskan untuk imunisasi anak di masa pandemi COVID-19.

Salah satu warga DKI Jakarta Wahyu DJ yang memiliki anak berusia 11 bulan di Jakarta, Senin, mengaku masih khawatir dalam melakukan imunisasi anak pada saat pandemi COVID-19 masih terjadi saat ini.

Namun Wahyu tetap memilih membawa anaknya ke puskesmas untuk imunisasi anak karena alasan kesehatan dan pencegahan penyakit.

"Apalagi imunisasi anak balita tergolong penting untuk tumbuh kembang. Kalau memungkinkan untuk imunisasi tepat waktu, ya ngga usah ditunda-tunda, walaupun kemarin sempat imunisasi di masa awal pandemi," kata Wahyu.

Dia akhirnya melakukan imunisasi anaknya dengan terlebih dulu memperhatikan penerapan protokol kesehatan di faskes termasuk penanganan pada pasien dan peralatan kesehatan yang digunakan.

Baca juga: Tips pilih lokasi imunisasi saat COVID-19

Baca juga: Kemenkes imbau masyarakat tak ragu imunisasi saat pandemi

Wahyu berharap para petugas kesehatan di puskesmas dan posyandu untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan membersihkan peralatan kesehatannya.

Nana Febrina warga DKI Jakarta yang baru memiliki bayi berusia satu bulan juga tetap melakukan imunisasi anaknya di tengah pandemi. Menurutnya, imunisasi dasar yang merupakan program dari pemerintah harus tetap dilakukan untuk mencegah terjadi penyakit pada anak atau bahkan wabah penyakit yang lebih besar.

"Pandemi tidak bisa jadi alasan untuk tidak imunisasi anak sih," katanya.

Febrina memilih di klinik bidan tempatnya melahirkan karena sudah mengetahui protokol kesehatan yang dijalankan di klinik tersebut. Dia berpendapat, penting untuk memperhatikan fasilitas kesehatan yang dituju benar-benar steril dari COVID-19 sebelum melakukan imunisasi.

Menurut dia fasilitas kesehatan sebaiknya memisahkan pelayanan yang diberikan hanya untuk imunisasi anak dengan pelayanan kesehatan kuratif atau pengobatan anak yang sakit.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sangat menekankan pentingnya imunisasi dasar hingga 18 bulan untuk melindungi dari berbagai penyakit berbahaya. IDAI menyebut jika bayi dan balita tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap di tengah pandemi COVID-19 maka berpotensi terjadi wabah penyakit lain yang akan mengakibatkan anak sakit berat, cacat, atau meninggal dunia.

Baca juga: WHO peringatkan penurunan imunisasi terhadap anak-anak selama pandemi

Baca juga: Ahli: Imunisasi lengkap pencegah utama difteri

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020