"Orangtua harus mengetahui, mengenal dan memahami karakter dan kepribadian anak agar bisa menyesuaikan diri dan menciptakan kerjasama menyenangkan," kata psikolog Ajeng Raviando di bincang-bincang “Jaga Kesehatan, Belajar di Rumah, Bebas Stres" Frisian Flag, Rabu.
Pada dasarnya ada empat tipe kepribadian, yakni koleris, sanguinis, melankolis dan plegmatis. Setiap karakter manusia bisa terdiri dari perpaduan tipe-tipe ini, meski biasanya ada yang lebih dominan.
Menurut Ajeng, karakter yang terlihat pada anak sejak kecil bisa terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Anak-anak yang introvert biasanya punya kepribadian melankolis dan plegmatis, sementara anak ekstrovert punya kepribadian sanguinis dan koleris.
Baca juga: Pribadi ekstrovert lebih bahagia, terlepas dari kebudayaan
Baca juga: Ini teknik khusus agar si introvert mau terbuka
Koleris
Sisi positif anak dengan kepribadian koleris adalah independen, punya kemauan keras, tegas, berjiwa pemimpin dan tegas serta tak suka bertele-tele. Jika buah hati Anda punya pendirian teguh dan tak sungkan mengutarakan keinginannya, bisa jadi dia berkepribadian koleris. Sisi negatifnya, anak koleris cenderung lekas marah dan sulit memaafkan.
Orangtua yang ingin memberikan masukan kepada anak koleris sebaiknya menyampaikan poinnya secara langsung, jangan berbelit-belit. Ajari anak untuk berkomunikasi dengan menghargai lawan bicara, lebih fleksibel dan berempati.
Sanguinis
Anak-anak yang menyenangkan, penuh antusias, ramah serta banyak bicara bisa dikategorikan sebagai mereka yang punya kepribadian sanguinis. Kekurangannya, suasana hatinya dapat berubah-ubah dan cenderung tidak disiplin, tidak produktif, egosentris serta membesar-besarkan masalah.
Ajari anak untuk berpikir sebelum bicara, juga membuat poin-poin pembicaraan agar lebih terstruktur.
Baca juga: Pilih-pilih parfum sesuai kepribadian
Baca juga: Tips untuk orangtua yang kehabisan ide permainan bersama anak di rumah
Baca juga: Tips lepaskan stres ibu dan anak saat corona
Melankolis
Anak tipe melankolis biasanya tekun, disiplin, rela berkorban, berbakat dan perfeksionis. Mereka cenderung pendiam dan lebih suka mengamati serta mengumpulkan data. Kekurangannya, proses mengerjakan sesuatu bisa memakan waktu lama karena semuanya harus detil dan sempurna. Orang melankolis bisa punya sifat pemurung, berpusat pada diri sendiri, berpikir negatif, perasa dan kurang bermasyarakat.
Asahlah kemampuan anak untuk bisa mengeluarkan opini dan menjelaskan inti pembicaraan secara sederhana.
Plegmatis
Anak Anda terlihat santai dan tenang-tenang saja tanpa mempedulikan apa yang terjadi di sekelilingnya? Mungkin dia termasuk tipe plegmatis. Tipe ini punya ciri-ciri pendengar baik, konsisten, rendah hati, lebih suka damai dan menghindari konflik serta tenang.
Namun, dia bisa bersifat egois, penakut, suka menunda, tidak punya motivasi dan tidak tegas. Ajari anak untuk berani bicara dan mengekspresikan diri, jangan malu atau takut salah.
Ajeng menegaskan, tidak ada kepribadian yang ideal karena semuanya punya sisi positif dan negatif.
Setelah bisa menerapkan komunikasi efektif, jangan lupa untuk menata ruangan yang nyaman untuk bekerja serta belajar di rumah sehingga setiap anggota keluarga bisa beraktivitas dalam suasana menyenangkan.
Buatlah jadwal antara bekerja, belajar dan bermain sehingga anak dan orangtua bisa menyelesaikan kewajiban di kantor dan sekolah tanpa mengorbankan hiburan dan waktu berkualitas.
Satu hal yang tak kalah penting, kata Ajeng, adalah memanfaatkan masa-masa berdiam diri di rumah untuk semakin mengeratkan hubungan antara orangtua dan anak.
"Sekarang adalah peluang untuk bonding," tutup dia.
Baca juga: Cara tingkatkan kemampuan bersosialisasi si anak tunggal
Baca juga: Anak juga bisa stres karena sekolah dari rumah, atasi dengan bermain
Baca juga: Pentingnya membangun komunikasi dengan anak
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020