"Nutanix memberikan layanan-layanan IT ber-DNA cloud untuk mendukung aplikasi apa pun di semua lokasi, baik di private cloud, maupun di public cloud. Untuk men-deliver solusi dan layanan-layanan ini," kata Fetra Syahbana, country manager Nutanix Indonesia.
Presiden Direktur Helios Deddy Sudja mengatakan bekerjasama dengan Nutanix sesuai dengan orientasi bisnis Helios untuk memenuhi kebutuhan digitalisasi bisnis di Indonesia.
"Kami melihat perusahaan yang mengadopsi cloud sudah semakin banyak dan tidak terbatas di satu provider saja, sehingga mereka membutuhkan platform yang bisa memudahkan mereka mengelola cloud," katanya dalam siaran pers, Kamis.
Baca juga: Google tutup proyek "cloud", tak berniat tawarkan ke China
Baca juga: "Edge computing" diprediksi akan segera digunakan di berbagai sektor
Nutanix menawarkan pengguna untuk beralih ke infrastruktur yang modern dan mumpuni melalui Solusi Nutanix Enterprise Cloud yang berbasis hyperconverged. Dengan mengadopsi solusi ini, pengguna bisa memiliki pusat data lebih modern, yang bekerja lebih cepat dan tidak membutuhkan banyak spesialisasi.
Mereka juga mampu menjalankan aplikasi perusahaan pada skala apa pun sesuai kebutuhan, dan memudahkannya memakai teknologi multi-cloud, dengan sistem yang terintegrasi untuk mengelola beberapa layanan dalam satu manajemen sistem.
"Keunggulan lain dari solusi HCI Nutanix adalah one-click simplicity operations, yang cocok dengan kebutuhan tim IT di era new normal saat ini dalam mengelola sistem IT," tambah Arief Pribadi, direktur teknik Nutanix Indonesia.
Perusahaan riset IDC memprediksi tahun 2021 menjadi tahun hybrid cloud yang didorong oleh disrupsi global akibat pandemi yang memperkuat pentingnya bisnis yang gesit mengikuti permintaan pasar.
Baca juga: Huawei berharap penyebaran jaringan 5G global cepat merata
Baca juga: FOX Sports gunakan AI dari Google Cloud untuk manajemen video
Baca juga: Verizon gandeng Google Cloud untuk buat Contact Center AI
Pewarta: Suryanto
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020