Sekarang gak ada kerjaan, ini (BST, red.) cukup bermanfaat bagi saya, harapannya BST ini terus berlanjut
Penyaluran program bantuan sosial tunai (BST) gelombang II oleh Kementerian Sosial diawali dari Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Menteri Sosial Juliari P. Batubara menjelaskan BST gelombang II di Kota Bandung merupakan kelanjutan komitmen Presiden Jokowi untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat tidak mampu di tengah pandemi COVID-19.
“Program ini merupakan kelanjutan dari program BST sebelumnya dengan nilai sebesar Rp600.000 per bulan yang telah dibagikan melalui tiga tahap sejak April hingga Juni 2020. Jumlah anggaran yang kami gelontorkan untuk BST gelombang I dan II mencapai Rp32,5 triliun,” katanya di Kantor Pos Cikutra Jalan PHH Mustofa Kota Bandung, Rabu.
Nilai BST gelombang ke II ini sebesar Rp300.000 yang diberikan kepada sekitar sembilan juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama enam bulan, terhitung sejak Juli hingga Desember 2020.
Dia menjelaskan program itu untuk membantu pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terkena dampak COVID-19, namun belum terdaftar sebagai penerima program sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Mereka, kata dia, meliputi keluarga fakir miskin, rentan, narkoba, pemutusan hubungan kerja, komunitas adat terpencil, lansia dan difabel.
Baca juga: Menko PMK apresasi penyaluran BST di Madiun
Program BST juga disalurkan guna meningkatkan daya beli, menggerakkan ekonomi masyarakat, dan dukungan kepada pemerintah daerah.
“Para penerima adalah keluarga yang tercantum dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) ataupun yang diusulkan pemerintah daerah,” kata dia.
Mensos menjelaskan jumlah KPM penerima BST di Kota Bandung mencapai 59.151 keluarga dengan nilai Rp212.943.600.000, sedangkan jumlah KPM di Jawa Barat mencapai 1,070,758 keluarga dengan nilai Rp3.854.728.800.000.
“Kita harapkan mereka yang mendapatkan BST di Kota Bandung khususnya bisa memenuhi kebutuhan dasar,” katanya.
Seorang penerima BST, Susi Sumiyati (27), mengaku cukup terbantu dengan adanya BST meski nominalnya menurun dibandingkan dengan gelombang pertama.
Baca juga: Banyak daerah belum pemutakhiran data penerima BST
Ia mengaku mengalami kesulitan dalam hal ekonomi setelah suaminya tidak bekerja karena pandemi COVID-19.
"Suami saya kerja di travel, tapi vakum dari awal adanya COVID-19. Jadi pendapatan sudah tidak ada. Saya bersyukur masih ada bantuan ini juga," kata warga Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung itu.
Warga lainnya, Cece (78), mengaku sudah lama tidak berpendapatan secara normal.
Ia yang berjualan mainan di sekolah, kini pendapatannya hilang karena adanya sistem pembelajaran daring.
"Sekarang gak ada kerjaan, ini (BST, red.) cukup bermanfaat bagi saya, harapannya BST ini terus berlanjut," kata dia.
Baca juga: Pos Indonesia hentikan sementara pembagian BST di Masamba Luwu Utara
Baca juga: Kemensos mulai cairkan BST tahap III ke 99.575 KPM di Bandung
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020