• Beranda
  • Berita
  • Ganjar minta warga Solo diajak komunikasi pasca-aksi intoleran

Ganjar minta warga Solo diajak komunikasi pasca-aksi intoleran

11 Agustus 2020 19:47 WIB
Ganjar minta warga Solo diajak komunikasi pasca-aksi intoleran
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (ANTARA/HO-Wisnu Adhi)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar warga Kota Surakarta dan para tokoh agama diajak berkomunikasi pasca-aksi intoleran yang terjadi di Kampung Mertodranan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, pada Sabtu (8/8) malam.

"Terima kasih Pak Kakanwil Kemenag sudah 'stand by' di Solo. Saya 'ndherek' titip Pak, warganya diajak ngobrol. Tentu Kakanwil sudah tahu isunya apa, ayo kami ajak ngobrol, kita dekati para tokohnya," kata Ganjar saat bertemu secara virtual dengan Kakanwil Kemenag Jateng Mustain Ahmad pada acara Silaturahim Antartokoh Agama bertema "Penguatan Peran Tokoh Agama di Masa New Normal" di Semarang, Selasa.

Ganjar mendukung langkah KaKanwil Kemenag Jateng Mustain Ahmad pascatindakan intoleran di Solo beberapa hari lalu.

"Saya dukung penuh karena kalau kita membiarkan terus yang seperti ini nantinya masyarakat akan terganggu. Mudah-mudahan nanti Kakanwil bisa mengajak banyak tokoh, baik juga untuk diajak ngobrol secara tertutup sehingga nanti bisa dijelaskan duduk persoalan hingga kelak kemudian tidak ada kejadian seperti ini," ujarnya.

Baca juga: Ganjar dukung pengusutan kasus penyerangan kelompok intoleran di Solo


Sebelumnya Ganjar juga sudah berkoordinasi dengan Kapolda Jawa Tengah agar dilakukan penyelidikan terkait aksi yang dilakukan kelompok intoleran di Solo.

Orang nomor satu di Jateng itu bahkan mendukung penuh penegak hukum agar mengambil tindakan tegas sehingga tidak ada lagi orang yang main tindakan semena-mena.

Seperti diwartakan, penyerangan yang diduga dilakukan oleh kelompok intoleran itu terjadi hari Sabtu (8/8) malam di rumah keluarga Umar Asegaf, tepatnya rumah Almarhum Segaf bin Jufri di Jalan Cempaka Nomor 81, Kampung Mertodranan RT 01 RW 01, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta.

Penyerangan terjadi saat di keluarga Umar Asegaf menggelar acara midodareni atau doa sebelum acara pernikahan.

Tiga orang mengalami luka-luka dan beberapa unit kendaraan rusak akibat penyerangan tersebut.

Baca juga: Ansor Jateng desak polisi tangkap kelompok intoleran Solo

Baca juga: Warga Solo kecam keras tindakan anarki kelompok intoleran

Baca juga: Polresta Surakarta tangkap dua orang kelompok intoleran

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020