• Beranda
  • Berita
  • Satgas PEN optimistis program hibah modal kerja UMKM cepat terserap

Satgas PEN optimistis program hibah modal kerja UMKM cepat terserap

12 Agustus 2020 15:03 WIB
Satgas PEN optimistis program hibah modal kerja UMKM cepat terserap
Dokumentasi - Tangkapan layar - Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring dari Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, (29/7/2020). ANTARA/Tangkapan layar Sekretariat Presiden/pri.

Program hibah modal kerja bagi UMKM tersebut akan diluncurkan pada 17 Agustus 2020 bagi 12 juta pelaku usaha mikro dengan nilai bantuan sebesar Rp2,4 juta per pelaku usaha mikro.

Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (PEN) optimistis program baru yaitu hibah modal kerja bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat cepat terserap.

"Program bantuan UMKM ini saya jamin bisa cepat, kenapa? Karena datanya sudah ada di lembaga keuangan yaitu data di BRI yang disampaikan Pak Dirut ada 4 juta data yang belum pernah dapat pinjaman dan kedua dari Permodalan Nasional Madani 6,4 juta data," kata Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu.

Program hibah modal kerja bagi UMKM tersebut akan diluncurkan pada 17 Agustus 2020 bagi 12 juta pelaku usaha mikro dengan nilai bantuan sebesar Rp2,4 juta per pelaku usaha mikro.

Baca juga: Satgas PEN: subsidi bunga UMKM akan dimanfaatkan untuk program lain

Kriteria penerima program tersebut adalah pelaku usaha mikro, bukan ASN, bukan anggota TNI/Polri, bukan pegawai BUMN/BUMD, sudah punya tabungan dengan nominal di bawah Rp2 juta serta belum pernah atau sedang menerima pinjaman dari perbankan.

"Data di perbankan yaitu bank Himbara artinya sudah ada nama, tanggal lahir, NIK (Nomor Induk Kependudukan) termasuk nomor rekening, jadi sudah ada total yang bisa jalan 6,4 juta data dan 1,1 juta data itu 7,5 juta dan kalau ditransfer dikalikan Rp2,4 juta itu angka besar," ungkap Budi.

Dalam konferensi pers itu hadir juga secara virtual Direktur Utama Bank BRI Sunarso yang menyatakan bahwa BRI sudah mengidentifikasi 4,3 juta calon penerima hibah modal kerja.

"Data nasabah yang punya tabungan Simpedes dan belum mendapat kredit dan saldonya di bawah Rp2 juta itu teridentifikasi 4,3 juta calon penerima. Dari 4,3 juta itu, kalau kami verifikasi ada 1,1 juta yang bisa menerima duluan, selebihnya kami lakukan verifikasi," kata Sunarso.

Baca juga: Himbara sambut baik Program Bantuan Produktif Usaha Mikro

BRI, menurut Sunarso, akan menyiapkan form bagi calon penerima data dan sebelum menyalurkan bantuan akan mendatangi satu per satu calon penerima.

"Orang-orang kami akan datangi satu-satu, dikasih tahu, 'Bapak Ibu punya rekening di BRI, saldo di bawah Rp2 juta, pemerintah mau berikan bantuan untuk usaha produktif maka boleh cair kalau digunakan berusaha. Silakan kalau setuju tanda tangan,' mungkin mekanismenya akan seperti itu" ungkap Sunarso.

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arif Mulyadi mengatakan pihaknya sudah mengumpulkan data 6,45 juta nasabah bank wakaf yang berasal dari keluarga pra sejahtera.

"Kami sudah memiliki rekening bank, 'by name by address', berarti juga sudah ada NIK dan dicek oleh teman-teman di Himbara karena ini harus langsung ke si penerima dan kami memastikan bahwa mereka yang menerima ini digunakan seperti yang Pak Sunarso sampaikan," kata Arif.

Baca juga: Teten ajak pelaku usaha mikro mengakses bantuan produktif Rp2,4 juta

Sebelum memberikan bantuan modal kerja UMKM ini, pemerintah sudah meluncurkan dua program untuk UMKM, pertama adalah bantuan likuiditas restrukturisasi UMKM dari Rp78 triliun yang sudah menyerap Rp30 triliun.

Program kedua adalah program subsidi bunga UMKM yang memiliki pagu Rp35 triliun namun baru tersalurkan Rp1,3 triliun.

"Tetapi setelah kami amati memang pagunya terlalu besar karena Rp1,3 triliun sudah menjangkau 13 juta UMKM dengan 204 juta 'outstanding' pinjaman," kata Budi Gunadi.
 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020