• Beranda
  • Berita
  • IDAI: ASI eksklusif pengaruhi Indeks Pembangunan Manusia

IDAI: ASI eksklusif pengaruhi Indeks Pembangunan Manusia

12 Agustus 2020 15:30 WIB
IDAI: ASI eksklusif pengaruhi Indeks Pembangunan Manusia
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Ini menunjukkan kualitas dan pertumbuhan anaknya lebih baik

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan mengatakan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif mampu memengaruhi "Human Development Index" atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang lebih baik di suatu negara.

"ASI eksklusif itu memengaruhi perkembangan otak dan ini berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia," kata dia saat diskusi daring peringatan Pekan Menyusui Sedunia yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan hal itu salah satunya dapat dilihat dari negara-negara yang memberikan cuti melahirkan lebih dari enam bulan. "Ini menunjukkan kualitas dan pertumbuhan anaknya lebih baik dibandingkan negara yang tidak memberikan hal tersebut.

Misalnya Jerman yang memberikan cuti hingga 14 bulan dimana ayah dan ibu sang anak boleh memilih untuk bergantian cuti.

"Tentu dari sini angka Human Development Indexnya bisa dibandingkan dengan negara lain," kata dia.

Baca juga: ASI eksklusif mesti selaras upaya penurunan kehamilan tak dikehendaki

Baca juga: ASI enam bulan tak sejalan UU Ketenagakerjaan, sebut Menteri KPPPA

Baca juga: UNICEF: Menyusui dini turunkan 22 persen kematian bayi


Selain itu, ASI eksklusif tersebut pada dasarnya juga mampu menurunkan angka kematian pada anak sehingga hak anak untuk hidup dan hak anak untuk sehat bisa dipenuhi.

Senada dengan itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan salah satu strategi yang mampu meningkatkan IPM dengan cepat ialah menurunkan angka kematian bayi dan balita.

Sebab, salah satu cara menghitung IPM ialah berkaitan dengan rata-rata angka harapan hidup di suatu negara sehingga jika kematian bayi dapat dicegah, maka angka rata-rata hidup akan menjadi tinggi.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Gusti Ayu Bintang Darmawati mengingatkan semua pihak terkait perlunya saling bersinergi untuk melindungi seluruh anak-anak di Tanah Air.

Ia mengatakan untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anak di seluruh Indonesia perlu komitmen yang luar biasa dari pimpinan daerah melalui kebijakan-kebijakan serta inovasinya.

"Karena semua anak adalah anak kita dan mereka adalah tanggung jawab kita bersama," ujarnya.

Baca juga: BKKBN ingatkan pentingnya ASI, jarak kehamilan dan stunting

Baca juga: Menkes: Pemberian ASI hak asasi bayi yang harus dijamin

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020