Letkol Inf Candra Dianto di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengatakan pihaknya akan terus bersinergi dengan kepolisian hingga konflik antarwarga Distrik Pelebaga dan Hubikosi reda.
"Upaya perdamaian masih berlangsung, kami bersama polres tetap akan melakukan pengawalan kasus konflik sosial perang suku ini hingga tuntas," katanya.
Baca juga: Polisi cegah perang tradisional antardistrik di Jayawijaya
Baca juga: Warga dua suku di Adonara sepakat tak ingin berkonflik lagi
Baca juga: Enam warga Adonara NTT tewas dalam "perang tanding" antar dua suku
Dandim mengatakan pihaknya hanya membantu, sementara terkait proses hukum bagi pelaku awal yang menyebabkan munculnya peristiwa, itu merupakan kewenangan kepolisian.
"Nanti pihak Polres Jayawijaya yang akan melakukan proses hukum lebih lanjut kepada para pelaku," katanya.
Ia mengatakan situasi masih terkendali namun personel TNI dan Kepolisian tetap siaga untuk mengantisipasi hal-hal yang lebih berdampak lagi.
Perang antarwarga ini berawal dari temuan mayat di Distrik Hubikosy pada 25 Juli lalu. Hal itu diduga kemudian memicu oknum masyarakat Pelebaga melakukan pembunuhan terhadap Ismail Elopere, Kepala Kampung Meagama, Distrik Hubikosy pada Selasa, (18/8) pagi.
Pada hari sore harinya, terjadi lagi pembunuhan terhadap Yairus Elopere yang merupakan warga Distrik Pelebaga. Pembunuhan ini terjadi di Pusat Kota Kabupaten Jayawijaya, tepatnya di Jalan Safri Darwin.
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020