Tokoh pendidikan yang juga budayawan Prof Dr HM Didi Turmudzi MSi kembali terpilih menjadi pimpinan organisasi daerah tertua di Jawa Barat (Jabar) yang berusia 107 tahun (berdiri sejak tanggal 20 Juli 1913) yakni Paguyuban Pasundan.Kami akan terus fokus pada bidang pendidikan karena hal tersebut merupakan sesuatu yang paling mendasar dan penting bagi kelangsungan hidup bangsa
Mantan Rektor Universitas Pasundan (Unpas) ini terpilih menjadi Ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan untuk periode 2020-2025 lewat Sawala Budaya atau Kongres ke-43 di Aula Mandalasaba dr Djoenjoenan Lantai V Gedung Paguyuban Pasundan, Kota Bandung, Sabtu.
Sawala Budaya tersebut dibuka oleh Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil dan seluruh pengurus cabang Paguyuban Pasundan di seluruh Indonesia, Pinisepuh dan Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan secara daring.
Baca juga: Paguyuban Pasundan NTB tampilkan seni degung dalam pentas kebangsaan
Baca juga: Sesjen MPR buka 'Sekolah Politik Pasundan'
Prof Didi mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas terpilih kembali dirinya menjadi ketua umum salah satu organisasi daerah tertua yang ada di Indonesia.
Dia mengungkapkan untuk kedepannya, sesuai dengan visi Paguyuban Pasundan maka pihaknya akan terus berupaya untuk mengangkat harkat dan martabat, memerangi kebodohan dan kemiskinan serta menyebarkan syiar Islam.
"Kami akan terus fokus pada bidang pendidikan karena hal tersebut merupakan sesuatu yang paling mendasar dan penting bagi kelangsungan hidup bangsa," kata dia.
Paguyuban Pasundan, lanjut Prof Didi, juga akan terus berupaya mengembangkan pendidikan selaras dengan tujuan sistem pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Oleh karena itu, kata Prof Didi pendidikan merupakan sebuah masalah yang substansial karena saat ini pendidikan terpisah antara akhlak, moral, budaya, ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga perlu adanya pembenahan kurikulum agar tidak terjadi liberalisme dan kapitalisme pendidikan.
"Pendidikan harus didasarkan kepada prilaku, memadukan IQ, SQ dan EQ dan ini menjadi fokus bagi Paguyuban Pasundan, bagaimana kita dapat berdaya saing, membangun karakter, menjadikan setiap dosen dan guru bisa mengajarkan hal-hal yang terkait dengan akhlak, moral dan budaya sekaligus," kata dia.
Selain itu, fokus ke depan Paguyuban Pasundan juga ada dalam bidang ekonomi, yaitu ekonomi kerakyatan, salah satunya bersama pemerintah membangun Pasundan Mart yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga yang murah sehingga dapat membantu masyarakat.
Baca juga: Presiden Jokowi menerima anugerah Pinisepuh Paguyuban Pasundan
"Di samping itu lima tahun ke depan kami juga akan terus membangun koperasi, di mana cabang-cabang baru akan didirikan, usaha kecil menengah yang terus dikembangkan, dan sebelumnya kami juga telah melakukan pelatihan 1.400 usaha kecil di berbagai pulau dan provinsi," kata nya.
Hal yang tidak kalah penting, lanjut Prof Didi adalah nilai budaya dan agama, di mana Paguyuban Pasundan ingin membentuk masyarakat yang ramah dan toleran, yakni bisa menghargai kepentingan satu sama lain serta memiliki etik moral.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil (Kang Emil) yang hadir secara virtual dalam Sawala Budaya atau Kongres ke-43 Paguyuban Pasundan mengatakan pihaknya menyadari bahwa Paguyuban Pasundan telah menjadi mitra utama pembangunan Jawa Barat dalam budaya serta yang juga luar biasa dalam bidang pendidikan.
Kang Emil mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki identitas dan identitas itu terletak pada budayanya yang dapat menangkal hal-hal negatif yang kurang sesuai dengan jati diri yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Kang Emil mengatakan pandemi COVID-19 menyebabkan migrasi digital sehingga kelestarian budaya menjadi hal yang sangat penting sehingga Paguyuban Pasundan memiliki peran dalam hal ini juga menyertai mimpi besar Indonesia untuk bisa mendukung generasi emas.
"Jawa Barat juga memiliki program serta usulan untuk mencetak biru kebudayaan pasundan. Dalam hal ini Paguyuban Pasundan bisa berinovasi dalam budaya, bukan hanya politik nasional, tapi kuat dalam inovasi pendidikan sehingga melahirkan kualitas anak Jawa Barat yang nyunda, nyantri dan nyakola," kata dia.
Saat ini Paguyuban Pasundan telah memiliki berbagai lembaga pendidikan, mulai dari lembaga pendidikan dari SD, SMP, SMA sebanyak 118 sekolah serta empat perguruan tinggi yakni UNPAS, STH Sukabumi, STKIP Cimahi dan STIE Bandung.
Sementara itu, Lembaga ekonomi meliputi baitul mal wa tanwir (BMT Citra Pasundan), koperasi cabang, usaha kecil menengah, pelatihan-pelatihan kewirausahaan, biro perjalanan haji dan umrah, Lembaga Kesehatan Rumah Sakit (Rumah Sakit Pasundan), Lembaga Pendidikan Baru (Fakultas Kedekatan), Lembaga Budaya (Akademi budaya Sunda) dan Lembaga Da’wah (Korp Mubaliqh Pasundan).
Baca juga: Penuhi kebutuhan daging, Kementan dorong pengembangan sapi pasundan
Baca juga: Dodol Garut daun kelor, olahan anti-stunting buatan Puskesmas Pasundan
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020