Perusahaan perkebunan kelapa sawit dan karet PT Pinago Utama Tbk resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) sekaligus menjadi perusahaan tercatat ke-37 pada tahun ini.Adapun dana hasil IPO nantinya akan dipergunakan perseroan untuk modal kerja perseroan, seperti pembelian pupuk, pembelian Tandan Buah Segar (TBS) Sawit
Direktur Utama Pinago Utama Bambang Palgoenadi mengatakan bahwa tujuan IPO sebagai bentuk komunikasi positif kepada publik sebagai komitmen perseroan untuk pembangunan Indonesia melalui industri perkebunan kelapa sawit dan karet yang berkelanjutan, khususnya di Provinsi Sumatera Selatan.
"Dengan adanya dana hasil IPO ini juga akan memperkuat struktur permodalan perseroan untuk merealisasikan rencana strategis ke depannya guna meningkatkan kinerja perseroan," ujar Bambang saat pencatatan saham perdana secara virtual di Jakarta, Senin.
Baca juga: IHSG berpeluang menguat hari ini, ditopang positifnya bursa regional
Emiten berkode PNGO tersebut melepas sebanyak 156,25 juta saham baru atau 20 persen dari modal disetor perseroan setelah penawaran umum (IPO), dengan harga penawaran Rp250 per saham, sehingga total dana yang diperoleh perseroan dari IPO adalah sebesar Rp39,06 miliar.
Pada masa penawaran umum tersebut, pemesanan saham PNGO mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) mencapai dua kali dari total saham yang ditawarkan, di mana masa penjatahan telah dilakukan pada 26 Agustus 2020. Dalam IPO ini perseroan telah menunjuk PT Panin Sekuritas Tbk selaku penjamin pelaksana emisi efek.
Bersamaan dengan pencatatan saham baru, perseroan atas nama pemegang saham pendiri juga mencatatkan 625 juta saham pendiri, sehingga jumlah saham yang dicatatkan di BEI sebanyak 781,25 juta saham atau 100 persen dari modal disetor perseroan setelah penawaran umum.
Baca juga: Tiga perusahaan melantai bareng secara virtual di bursa
"Adapun dana hasil IPO nantinya akan dipergunakan perseroan untuk modal kerja perseroan, seperti pembelian pupuk, pembelian Tandan Buah Segar (TBS) Sawit dan pembelian Bahan Olahan Karet (Bokar) yang berasal dari masyarakat serta pembayaran kontraktor untuk biaya sewa alat berat dan konstruksi," kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang menjelaskan bahwa meskipun perseroan berskala kecil dari sisi luasan lahan dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang sudah go-public, namun perseroan optimis untuk tetap bersaing dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki.
Pada perdagangan perdananya saham PNGO terpantau menguat 62 poin atau 24,8 persen menjadi Rp312 per lembar saham.
Baca juga: DPR ingatkan agar pengembangan D100 Katalis libatkan petani sawit
Baca juga: Gapki catat ekspor minyak sawit turun 8,3 persen, terbesar ke China
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020