Pengelola Museum Negeri Balaputra Dewa Palembang, Sumatera Selatan menerima tambahan koleksi dua buku naskah bertuliskan huruf Arab untuk bahan bacaan masyarakat adat Kisam, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.Dengan adanya tambahan koleksi peninggalan sejarah itu Museum Balaputra Dewa Palembang memiliki 8.800 buah koleksi mulai dari zaman pra-sejarah, Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Palembang, hingga zaman kolonialisme Belanda
"Tambahan koleksi hibah masyarakat OKU Selatan tersebut merupakan koleksi dari keluarga Pangeran Mesugha eks Marga Bayur, Desa Sugihan Muara Dua Kisam," kata Kepala Museum Balaputra Dewa Palembang, Chandra Amprayadi di Palembang, Senin.
Buku pertama adalah Hasyiyah (catatan pinggir) karya Syeikh Ahmad bin Muhammad Adhimyathi yang mensyarahkan kitab alwarokot (karya Jalaluddin Al Mahalli) bidang ilmu usul fiqih yang dicetak di Musthofa Albani Alkholni dan anak-anaknya di Mesir pada Muharram 1343 Hijriyah.
Kemudian buku kedua Kamus Almuhith (asal usul kata dan penggunaannya, etimologi) karya Mujiddin Fairuz Abadi cetakan kedua, juz dua, diterbitkan percetakan Almisriyah pada 1352 Hijriyah/1933 Masehi.
Koleksi tersebut, kata dia, saat ini disimpan dan dirawat di Museum Balaputra Dewa Palembang agar bisa dilihat sepanjang masa oleh masyarakat umum dan wisatawan.
Menurut dia partisipasi masyarakat guna mendukung pihaknya untuk menambah koleksi museum terus meningkat, terbukti banyaknya masyarakat akhir-akhir ini menyerahkan benda sejarah koleksi pribadi atau peninggalan turun temurun keluarganya secara cuma-cuma.
Selain buku naskah Arab tersebut, sebelumnya pada pertengahan Agustus 2020 ini Museum Balaputra Dewa memperoleh hibah kemudi kapal yang terbuat dari kayu yang telah diteliti pihak Balai Arkeologi, dan diperkirakan peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya abad ke-9.
Dengan terus mengalirnya hibah barang peninggalan sejarah dari masyarakat, kata dia, kini koleksi Museum Balaputra Dewa semakin beragam.
Dia menjelaskan, dalam tiga tahun terakhir pihaknya telah menambah 2.000 koleksi baru yang diperoleh dari hibah masyarakat berbagai daerah di Sumsel dan provinsi lainnya.
Dengan adanya tambahan koleksi peninggalan sejarah tersebut, kata dia, Museum Balaputra Dewa Palembang memiliki 8.800 buah koleksi mulai dari zaman pra-sejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga zaman kolonialisme Belanda.
Bagi masyarakat atau wisatawan lokal dan mancanegara yang akan melihat koleksi benda peninggalan sejarah tersebut dapat datang ke museum negeri Balaputra Dewa di kawasan KM 6,5 Palembang, Jalan Srijaya I No 28 setiap hari Selasa hingga Minggu, demikian Chandra Amprayadi .
Baca juga: Museum Balaputra Dewa Palembang tak hanya rumah limas
Baca juga: Pengelola berharap Pemprov Sumsel benahi Museum AK Gani
Baca juga: Sumsel akan bangun museum Islam
Baca juga: Temuan kerangka manusia tambah koleksi museum OKU
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020