Kepala BMKG Stasiun Rendani Manokwari, Denny Putiray di Manokwari, Jumat, menjelaskan, awan cumulunimbus berpotensi muncul di wilayah perairan Manokwari, Sorong Raja Ampat, Teluk Cenderawasih, Fakfak serta Kaimana.
"Selain hujan lebat, awan gelap ini juga dapat memicu kecepatan angin. Di wilayah perairan tentu dapat memicu ketinggian gelombang," ucap Putiray.
Baca juga: BMKG : Waspadai angin kencang di laut Raja Ampat
Baca juga: BMKG prakirakan hari pertama Ramadhan di Papua Barat diguyur hujan
Ia menyebutkan, selain Papua Barat, awan cumulunimbus juga berpotensi besar muncul di perairan Biak dan Sarmi, Jayapura Provinsi Papua.
Dia mengingatkan masyarakat, terutama nelayan di wilayah Fakfak, Kaimana, Missol Raja Ampat, serta Sorong bagian Selatan lebih waspada. Kecepatan angin di beberapa wilayah itu diperkirakan bisa mencapai 20 knot atau 40 meter/jam.
"Dengan kecepatan angin 20 knot, tinggi gelombang kemungkinan bisa mencapai 2 meter. Untuk nelayan tradisional terutama yang menggunakan perahu-perahu kecil ini sudah sangat berbahaya," ujarnya lagi.
Khusus untuk wilayah Manokwari, ujar Putiray, secara umum pada Sabtu dan Ahad besok dipredikasi akan diselimuti awan. Hujan dengan intensitas ringan diperkirakan terjadi pada Sabtu malam dan Ahad dini.
"Di Manokwari kecepatan angin bervariasi antara 6 hingga 15 knot dengan tinggi gelombang air laut antara 0,5 meter sampai 1,5 meter," kata Denny lagi.*
Baca juga: Longsor timpa dua pengendara di Manokwari
Baca juga: Tiga daerah di Papua Barat alami dampak cuaca ekstrem
Pewarta: Toyiban
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020