Warga di negeri jiran memperingati Hari Malaysia pada Rabu (16/9) yang dinyatakan sebagai hari libur nasional baik di semenanjung maupun Sabah dan Sarawak.Masa depan adalah milik anak-anak kita, bukan hanya milik satu golongan saja. Orang Melayu, China, India, Kadazan-Dusun-Murut, Iban, Dayak dan Orang Asli. Kita semua adalah anak Malaysia
Staf Bagian Media Kantor Perdana Menteri Malaysia, Hafiz Abdul Halim mengatakan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin berada di Sabah dan Sarawak pada peringatan ini.
Muhyiddin bakal menghadiri Majelis Peluncuran Manifesto Gabungan Rakyat Sabah, di Sutera Magellan Hotel, Kota Kinabalu, Sabah, pukul 14.00 .
Kemudian pada pukul 20.00 Muhyiddin memberikan sambutan Hari Malaysia di Stadion Tertutup Sibu, Sarawak.
Baca juga: Selangor dan KL beda kebijakan waktu operasi mal
Baca juga: Operasi mal di KL tetap hingga jam 12 malam
Hari Malaysia merupakan momen bersatunya sejumlah negara bagian dalam pemerintah federasi Malaysia.
"Lima puluh tujuh tahun yang lalu, ketika era kolonialisme mulai pudar Brunei, Sabah, Sarawak, Singapura dan Persekutuan Tanah Melayu telah mengikat janji dalam negara yang kita kenali sebagai Malaysia," kata Menteri Besar (Gubernur) Selangor, Dato' Seri Amirudin Shari, dalam pernyataan Hari Malaysia.
Pada 16 September, ujar dia, lahirlah sebuah negara persekutuan yang dipanggil Malaysia disaksikan lebih 30,000 orang di Stadion Merdeka.
Tanah ini milik warga semua, bukan hanya satu kumpulan. Hanya ada Tanah Sabah, Tanah Sarawak dan Tanah Malaysia bagi setiap rakyat Malaysia.
Sedangkan Sekjen Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Guan Eng berpendapat Hari Malaysia adalah saat merayakan perpaduan nasional dalam masyarakat yang beraneka dan integrasi nasional antara Semenanjung Malaysia, Sabah dan Sarawak.
Dia mengatakan perpaduan dan integrasi nasional dapat dicapai apabila bersifat inklusif, berdasarkan saling menghormati, memberi peluang sama dan memakmurkan seluruh rakyat Malaysia.
"Masa depan adalah milik anak-anak kita, bukan hanya milik satu golongan saja. Orang Melayu, Cina, India, Kadazan-Dusun-Murut, Iban, Dayak dan Orang Asli. Kita semua adalah anak Malaysia," katanya.
Baca juga: Muhyiddin masih bimbang dengan COVID-19 di Malaysia
Baca juga: Malaysia masih larang aktivitas klub malam
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020