• Beranda
  • Berita
  • Menteri: Pengarusutamaan biodiversitas untuk pembangunan berkelanjutan

Menteri: Pengarusutamaan biodiversitas untuk pembangunan berkelanjutan

16 September 2020 17:24 WIB
Menteri: Pengarusutamaan biodiversitas untuk pembangunan berkelanjutan
Tangkapan layar - Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro di Jakarta, Senin (10/8/2020). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Institut Teknologi Sepuluh Nopember/pri.

bagaimana kita mendapatkan pengalaman mengarusutamakan keanekaragaman hayati

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mendorong pengarusutamaan keanekaragaman hayati untuk pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan bangsa.

"Pengarusutamaan keanekaragaman hayati merupakan upaya kolektif untuk mengintegrasikan tindakan yang terkait dengan konservasi dan keberlanjutan keanekaragaman hayati pada setiap tahapan kebijakan, rencana, program, dan siklus proyek," kata Menristek Bambang dalam seminar internasional virtual tentang Biodiversitas Indonesia "Mainstreaming Biodiversity Conservation, Bioprospection, and Bioeconomy for Sustainable Livelihood", Jakarta, Rabu.

Menristek Bambang menuturkan diperlukan kesadaran dan kerjasama masyarakat dari setiap aspek pemangku kepentingan dalam rangka melakukan konservasi, bioprospeksi dan bioekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan yang akomodatif dan kondusif merupakan prasyarat pengarusutamaan keanekaragaman hayati di suatu negara.

"Saya percaya pengarusutamaan keanekaragaman hayati menjadi sangat penting," tutur dia.

Baca juga: Strategi Keanekaragaman Hayati baru Uni Eropa dapat pujian

Baca juga: Seruan perlindungan alam di tengah krisis COVID-19


Menristek Bambang menuturkan sejauh ini keanekaragaman hayati belum menjadi bagian dari arus utama baik dalam pembangunan ekonomi maupun dalam kebijakan publik.

"Sehingga tantangan kita sekarang, tugas kita, kita juga bisa belajar dari negara lain bagaimana kita mendapatkan pengalaman mengarusutamakan keanekaragaman hayati baik dalam bidang program pembangunan ekonomi serta kebijakan publik," ujar Menristek Bambang.

Pengarusutamaan tersebut bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap keanekaragaman hayati dengan mengakui kontribusi biodiversitas bagi kesejahteraan manusia.

Menristek Bambang mengatakan adopsi rencana-rencana strategis Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati, target Aichi, dan Tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke dalam perencanaan nasional untuk keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan merupakan langkah pertama yang penting dalam mewujudkan pengarusutamaan keanekaragaman hayati.

Menurut Menristek Bambang, mengintegrasikan keanekaragaman hayati ke dalam model pembangunan negara bisa menjadi tugas yang menantang, karena adanya perilaku kelembagaan dalam struktur dan organisasi pemerintahan, isu-isu seperti data yang buruk tentang status keanekaragaman hayati nasional, dan komunikasi yang tidak memadai untuk mendukung pengarusutamaan keanekaragaman hayati dalam rencana lintas sektoral dan nasional.

Untuk itu, kehadiran kepemimpinan yang kuat yang dapat menginisiasi pengarusutamaan, membangun infrastruktur dan akomodasi, dan memberikan banyak motivasi dan insentif yang mengikuti atau mempertahankan upaya-upaya pengarusutamaan keanekaragaman hayati adalah yang terpenting.

Semua pemangku kepentingan juga perlu bekerja sama dan bersinergi untuk untuk membangun kesadaran masyarakat dalam melestarikan keanekaragaman hayati.

"Kita tidak hanya membutuhkan kepemimpinan yang kuat tetapi juga manajemen pemerintahan yang solid," ujar Kepala BRIN Bambang.

Dalam jangka panjang, keberhasilan upaya pengarusutamaan akan tercermin dalam perubahan paradigma kolektif dan sikap yang lebih baik terhadap keanekaragaman hayati serta status keanekaragaman hayati dan kesejahteraan manusia.

"Tugas kita sebagai pemerintah adalah memastikan masyarakat dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi mereka dan kebutuhan untuk melestarikan lingkungan dan kebutuhan untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Itulah tugas pemerintah dalam kasus negara kita," tuturnya.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Laksana Tri Handoko mengatakan dalam jangka panjang, upaya pengarusutamaan keanekaragaman hayati akan membawa perubahan paradigma kolektif pelestarian dan peningkatan status keanekaragaman hayati serta menghasilkan kesejahteraan manusia baik dalam segi ekonomi maupun sosial.

Dia menuturkan kehilangan biodiversitas akan berdampak buruk untuk lingkungan dan kehidupan manusia termasuk dari segi ekonomi, ketahanan pangan dan ketersediaan air.

Untuk itu, peningkatan kesadaran terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan biodiversitas secara berkelanjutan serta pengarusutamaan keanekaragaman hayati menjadi penting untuk dilakukan.

Baca juga: Indonesia terima repatriasi 91 satwa endemik dari Filipina

Baca juga: ASEAN Center for Biodiversity sebut perubahan transformatif keharusan

 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020