Menteri Agama, Fachrul Razi memberikan apresiasi atas penyelesaian pembangunan gedung UIN Mataram yang pernah mangkrak tersebut.
"Senang sekali saya bisa berada di tengah-tengah keluarga UIN, karena ketika saya datang ke UIN atau pesantren ada sesuatu yang berbeda. Kita masuk ke tempat akademik dengan Imtaq yang tinggi, Imtek yang tinggi juga. Dikarenakan Imtaqnya tinggi, pasti wawasan ke-Islaman dan kebangsaan sangat tinggi," kata Fachrul Razi.
Baca juga: JK: Sertifikasi ulama relevan untuk masjid di instansi pemerintahan
Menag merasa kagum atas bangunan yang sudah dinanti-nanti selama 6 tahun, sejak tahun 2015 silam. Ia berharap bukan hanya dari sisi bangunan saja yang luar biasa, namun kualitas SDM mahasiswanya juga harus lebih luar biasa.
Untuk itu, ia meminta bangunan tersebut harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, untuk berbuat sesuatu bukan hanya untuk kemajuan UIN, tapi juga untuk kemajuan daerah maupun Indonesia.
"etika saya masuk ke UIN, saya kagum sekali dengan bangunan-bangunan yang ada. Melihat aspek dari pembangunan fisik kita tidak ketinggalan. Oleh sebab itu kita memiliki tantangan supaya tidak dari fisik saja tetapi juga non-fisiknya luar biasa," ujarnya didampingi Rektor UIN Mataram, Prof Mutawalli dan anggota Komisi VIII DPR RI, H Nanang Samoedra.
Sementara Gubernur NTB H Zulkieflimansyah mengatakan, di tengah kemewahan dan kemegahan gedung UIN Mataram, ada hal yang paling esensial dan menjadi tanggungjawab bersama. Pasalnya, gedung besar, mewah dan megah itu, harus mampu diisi oleh orang-orang hebat di dalamnya.
Baca juga: Menag: Alasan apapun tidak benarkan penusukan Ali Jaber
Untuk itu, gubernur mengingatkan, jangan sampai gedung mewah tersebut kehilangan ruhnya, jangan sampai gedung ini menjadi kumuh, karena di dalam gedung ini kita tidak mampu hadirkan atau mengisinya dengan orang-orang hebat, yang akan mampu mengharumkan nama UIN Mataram ini hingga ke seluruh penjuru negeri bahkan dunia.
"Seperti kata bijak dari China 'Gunung itu tidak harus tinggi, yang penting ada dewanya. Sungai itu tidak perlu dalam, yang penting ada naganya," ujarnya.
Untuk itu ke depan gubernur berharap, Kementerian Agama harus punya terobosan baru, dengan melakukan pertukaran tenaga-tenaga dosen ke seluruh ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dinilai sebagai langkah strategis, untuk menggodok proses pendidikan di Indonesia.
"Dengan demikian cita-cita Presiden Jokowi menjadikan Indonesia pusat peradaban Islam akan menjadi kenyataan," katanya.
Baca juga: Menag: Penceramah tidak bersertifikat tidak akan dilarang
Baca juga: Anggota DPR usul Mensos bantu Menag beri bantuan selama pandemi
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020