"Chipset yang kuat," kata Dyland cepat, saat acara bincang-bincang bersama ASUS Indonesia dan Qualcomm Indonesia, Kamis (17/9).
Chipset yang kuat menurut Dyland benar-benar harus ada di ponsel gaming, pasalnya, game mobile saat ini tergolong berat. Dia menyebut beberapa game mobile saat ini setara dengan game AAA di PC sehingga butuh ponsel dengan spesifikasi tinggi.
Baca juga: Ponsel gaming Black Shark 3 segera masuk Indonesia
Baca juga: ASUS: stok ROG II tidak terkendala wabah corona
"Chipset yang kuat akan mengurangi lag, terutama di game yang berat," kata Dyland, yang juga membuat konten game di YouTube.
Dalam sehari, dia bisa bermain game selama delapan hingga 10 jam, dia juga membutuhkan ponsel dengan frame rate per second yang stabil.
"Bukan cuma yang kuat, tapi yang stabil," kata Dyland.
Frame rate per second yang ideal bagi gamer Free Fire ini berada di angka 60F FPS. Sayangnya, jika terlalu lama bermain game, frame rate bisa saja turun karena ponsel panas, misalnya menjadi 20 atau 30 FPS.
Bagi Dyland, hal ini akan mengganggu permainan. Ponsel gaming menurut dia juga perlu memiliki sistem pendinginan yang baik agar frame rate per second tetap stabil.
Spesifikasi lain yang disoroti adalah mengenai refresh rate, dia menyukai refresh rate layar di atas 60Hz, agar bermain game lebih lancar.
Spesifikasi yang tidak kalah penting bagi Dyland adalah soal baterai. Meski tidak menyebut berapa kapasitas baterai yang dia butuhkan, ponsel gaming harus berbaterai besar supaya durasi bermain game bisa panjang.
Baca juga: Infinix Zero 8 segera hadir di Indonesia, ini bocorannya
Baca juga: Black Shark 3S bakal meluncur akhir bulan ini
Baca juga: MediaTek luncurkan "chipset gaming" Helio G35 dan G25
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020