"Saat ini hampir setiap bulan di Sumatera Barat terjadi hujan ekstrem yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologis seperti banjir dan longsor, masyarakat dan pemangku kepentingan terkait harus waspada dan mengantisipasi," kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika BMKG Stasiun Iklim Sicincin Rizky Armei Saputra di Padang, Kamis.
Ia menjelaskan hujan ekstrem didefinisikan sebagai hujan terjadi yang diukur lebih dari 100 milimeter dalam satu hari, atau lebih dari 25 milimeter dalam satu jam dengan kategori sangat lebat.
"Tahun 2020 musim hujan lebih awal terjadi sejak Juli, dan pada akhir September 2020 hampir seluruh daerah sudah memasuki musim hujan. Dharmasraya yang diprediksi awal musim hujan akhir September juga sudah mengalami," kata dia.
Baca juga: BPBD Padang catat 15 titik banjir di Padang akibat curah hujan tinggi
Ia memaparkan sejak sepuluh tahun terakhir tren kejadian hujan ekstrim cenderung meningkat dengan nilai peningkatannya 0,5 dan tahun ini merupakan paling tinggi serta terendah 2012 .
Melihat kecenderungan kejadian hujan ekstrem yang semakin meningkat maka perlu langkah-langkah mitigasi dan kesiap-siagaan sejak awal.
"Dari jumlah curah hujan tahunan sementara maka 2020 lebih basah sampai Agustus 2020 dan kejadian ekstrem sudah terjadi 200 kali, ini tertinggi sejak 2011," katanya lagi.
Ia menyampaikan setiap sepuluh hari Stasiun Klimatologi Padang Pariaman memberikan informasi peluang curah hujan dan peluang curah hujan di atas 100 milimeter atau ekstrem.
Sejak akhir September hingga akhir Oktober berpeluang terjadi hujan ekstrem di wilayah pesisir barat Sumatera barat, terutama Padang dan Pesisir Selatan, Pasaman Barat dan Mentawai.
Bahkan pada 23 September 2020 terjadi banjir di Kota Padang kawasan Pauh, Mata Air, Bungus dan Pesisir Selatan. Jalan lintas Padang Painan juga sempat putus karena tertimbun longsor.
Baca juga: Intensitas hujan diprakirakan meningkat di sejumlah wilayah Sumbar
Ia menjelaskan dari kondisi tinjauan atmosfer pada 23 September 2020, terdapat peningkatan awan-awan hujan meliputi seluruh Sumatera Barat.
Hal ini bertepatan dengan peristiwa equinoks yaitu posisi semu matahari yang tepat berada di khatulistiwa, dengan tingginya pembentukan awan-awan dari pemanasan di pagi hari di sekitar perairan dan juga didorong aliran massa udara dari barat yang didorong ke daratan sore hingga malam harinya.
Laporan dari pos hujan yang ada di kota Padang hujan sangat lebat atau ekstrem merata terjadi di Lubuk Minturun, Lubuk Kilangan, hingga Bungus Teluk Kabung.
Bahkan Pos hujan Semen Padang Mencatat 260 milimeter dalam satu hari dan Pos Hujan di Tarusan Pesisir Selatan, BPP Duku dan Tarusan dicatat 123 milimeter.
Ia mengingatkan dengan sudah masuknya musim hujan di Sumatera Barat dan masih terdapat potensi puncak musim hujan di bulan November 2020 dan puncak kejadian ekstrem yang meningkat Oktober hingga November perlu adanya langkah-langkah kesiap-siagaan dalam tindakan beberapa bulan yang akan datang.
"Langkah pengurangan risiko bencana di saat wabah pandemi COVID-19 yang masih akan dihadapi membuat semua pihak dapat lebih saling bersinergi," kata dia.
Baca juga: Hujan lebat akibatkan longsor dan banjir di Padang
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020