Branding batik tulis di semua kendaraan dinas yang dilakukan Pemkab Pamekasan, Jawa Timur menginspirasi pemerintah pusat, yakni Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk ikut mengaplikasikan.Pemkab Pamekasan berupaya mendorong berkembangnya industri batik
"Saat ini kendaraan dinas di Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia juga dibranding dengan motif batik, sebagaimana pada kendaraan dinas di lingkungan Pemkab Pamekasan," kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Pamekasan Halifaturrahman di Pamekasan, Jumat.
"Mamang" sapaan karib Halifaturrahman ini lebih lanjut menjelaskan, branding batik di kendaraan dinas ini merupakan satu dari lima poin kebijakan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi RI dalam mengimplementasikan penugasan Presiden RI melalui Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk melakukan kampanye batik kepada institusi itu.
Branding mobil dinas dengan motif batik di Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi sebagaimana mobil dinas milik Pemkab Pamekasan itu untuk mobil dinas eselon I dan 2.
Instruksi branding mobil dinas dengan motif batik ini juga dalam rangka kampanye batik yang dimulai pada 25 September hingga 25 Oktober 2020 ini.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, kata Mamang, juga menggunakan pakaian batik selama satu bulan yang disebut dengan Bulan Swadesi itu merupakan salah satu bagian dari kampanye Kemendes PDTT melalui gerakan yang terbaik yang terbatik.
"Dan gerakan ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah bangga buatan Indonesia. Karena, tidak ada batik produk lain selain Indonesia," kata Mamang.
Tidak hanya kepada seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kemendes PDTT, Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi juga minta kepada seluruh pendamping desa untuk mengajak kepala desa beserta perangkat desanya serta masyarakat desa untuk menggunakan batik.
Ia menyampaikan bahwa pelaksanaan penggunaan batik selama satu bulan yang seharusnya dijadwalkan pada November, namun, mengingat hari batik nasional jatuh pada bulan Oktober, maka, pelaksanaan penggunaan batik selama satu bulan telah di agendakan mulai 25 september lalu hingga 25 Oktober 2020.
Sementara itu, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengaku bangka, ide kreatif yang dicanangkan Pemkab Pamekasan menginspirasi pihak lain, untuk ikut peduli pada hasil kerajinan masyarakat, khususnya batik yang telah diakui sebagai produk budaya tak benda yang berasal dari Indonesia.
Branding batik tulis pada kendaraan dinas di lingkungan Pemkab Pamekasan diluncurkan pada 7 Januari 2019 pada 90 unit kendaraan dinas jenis mobil dan sepada motor, dan dipimpin langsung oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam kala itu.
Ide kreatif bupati muda yang dikenal akrab dengan generasi muda menjadi catatan Moseum Rekor Dunia Indonesia (MORI).
Dasar pemikiran "RBT" panggilan akrab Bupati Muda Baddrut Tamam itu, karena beberapa hal. Selain karena Pamekasan memang merupakan pusat kerajinan batik terbanyak dan hasilnya terbaik se-Indonesia, juga karena ingin menjadikan batik sebagai identitas Kabupaten Pamekasan.
"Batik Pamekasan sebagai batik tulis terbaik se-Indonesia itu diakui oleh Kementerian Koperasi dan UKM termasuk Ratu Kemas dari Yogyakarta saat berkunjung ke Pamekasan beberapa hari lalu," kata bupati muda itu.
Jumlah perajin batik tulis di kabupaten ini, tercatat sebanyak 38 sentra batik, dengan 933 unit usaha, dan 6.526 orang menggantungkan nasibnya pada jenis usaha kreatif ini.
Menurut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, ekonomi usaha batik menyumbang 1-2 persen dalam sektor industri, lebih rendah dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 35,66 persen, kemudian posisi kedua ditempati oleh sektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 19,61 persen, dan kontribusi terbesar ketiga adalah sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar 10,12 persen.
Baca juga: Penjualan batik tulis Pamekasan meningkat pascapromosi
Baca juga: Yayasan Tjanting Batik Nusantara luncurkan Kuklik Batik
Industri batik juga memiliki keterkaitan erat dengan beberapa program yang sedang dicanangkan Bupati, seperti industri kreatif
yang menurutnya relevan pada era industry 4.0, maupun dengan program wirausahawan baru, serta beberapa program lainnya.
"Oleh karena itu, Pemkab Pamekasan berupaya mendorong berkembangnya industri batik di wilayah ini, dengan melakukan pembinaan, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan pengembangan alat bantu berupa teknologi, dan upaya memperluas akses pemasaran melalui kegiatan promosi sistemik," katanya, menjelaskan.
Awalnya, branding batik di kendaraan dinas itu, menuai kritik sebagian kalangan di Pamekasan dan dinilai sebagai bentuk program yang tidak bermanfaat. Para pengkritik ini, umumnya kelompok partisan yang saat pilkada 2018 memang tidak mendukung kedua pasangan muda ini.
Namun Baddrut Tamam dan Raja'e tidak mengindahkan itu, karena menurutnya, program itu sebagai bentuk komitmen dalam membantu para pelaku usaha batik. Usaha sistemik dan terukur, menurut dia, memang langsung dirasakan. Butuh waktu, proses dan usaha keras yang lebih serius.
"Selama tujuannya baik, untuk pemberdayaan rakyat, ya kita jalan terus. Dalam proses, memang tidak ada yang sempurna, dan selalu ada kekurangan. Untuk itulah, terus kita perbaiki, dan bagi kami krinik, termasuk nyinyiran di berbagai media sosial adalah gizi yang baik untuk terus berbuat menjadi lebih baik," katanya, menegaskan.
Baca juga: Teknologi mesin batik cetak dikembangkan di Sampang, Madura
Baca juga: Universitas Madura akan bantu pemasaran Batik Pamekasan via digital
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020