• Beranda
  • Berita
  • Delapan tahun program kemitraan Australia-Indonesia dukung RPJMN

Delapan tahun program kemitraan Australia-Indonesia dukung RPJMN

5 Oktober 2020 23:36 WIB
Delapan tahun program kemitraan Australia-Indonesia dukung RPJMN
Senior Program Advisor MAMPU Francisca Indarsiani saat menjelaskan beberapa capaian kinerja program MAMPU selama delapan tahun. ANTARA/Muh Hasanuddin
Program MAMPU yang merupakan sebuah Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dari 2012 - 2020 mendukung pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Senior Program Advisor MAMPU Francisca Indarsiani dalam webinar, Senin, menjelaskan, kemitraan Australia-Indonesia untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menandai tahun terakhirnya dengan menggabungkan berbagai pencapaian.

"Rangkaian pencapaian ini termasuk membantu memberdayakan lebih dari 70.000 perempuan melalui keterlibatan mereka di lebih dari 3.500 kelompok lokal di 27 provinsi di Indonesia," ujarnya.

Ia mengatakan sebagai inisiatif bersama dari Pemerintah Australia (DFAT-The Australian Department of Foreign Affairs and Trade) dan Pemerintah Indonesia (Bappenas), MAMPU mendukung Pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dengan membangun kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan akses mereka terhadap layanan penting dan program pemerintah.

Baca juga: IA-CEPA buka peluang baru perdagangan dan investasi

Baca juga: Jelang IA-CEPA, RI perlu manfaatkan peluang tarik investasi Australia


Fransisca menyatakan, secara keseluruhan, MAMPU telah bekerja dengan 13 organisasi dan lebih dari 100 mitra lokal yang tersebar di 1.000 desa di seluruh Indonesia.

"Tahun ini menandai selesainya Program MAMPU dengan banyak capaian dan perubahan yang telah diraih baik di tingkat komunitas, daerah, maupun nasional," katanya.

Ia mengatakan program tersebut telah membawa perubahan positif sekaligus memberikan pengalaman dan pembelajaran yang mempengaruhi kapasitas, suara dan pengaruh perempuan, serta akses mereka ke layanan Pemerintah yang semakin baik.

Dia mengungkapkan, sejak pertama kali hadir delapan tahun yang lalu, MAMPU telah menjangkau perempuan yang terpinggirkan di akar rumput, melalui kolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam jaringan Mitra MAMPU.

"Kami bergerak bersama dalam memperkuat kapasitas dan memperluas jaringan Mitra sekaligus menghubungkannya dengan pemangku kepentingan strategis dan pembuat kebijakan. Bagi MAMPU, pemberdayaan perempuan adalah tujuan sekaligus cara untuk mencapai tujuan tersebut," ujarnya.

Ia menerangkan perempuan di Indonesia, khususnya perempuan miskin masih mengalami ketertinggalan di berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang partisipasi ekonomi dan pemberdayaan politik.

Menurut data UNDP tahun 2018 menunjukkan Indonesia menduduki peringkat 103 dari 162 negara dalam Indeks Ketidaksetaraan Gender. Perempuan miskin tidak memiliki cukup
akses dan sumber daya untuk dapat menjangkau berbagai program Pemerintah.

Melalui Program MAMPU bekerja sama dengan jaringan organisasi mitra untuk meningkatkan akses perempuan miskin di Indonesia kepada layanan dan program pemerintah yang penting dalam mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

"Pendekatan ini dimulai dengan cara memberdayakan perempuan di akar rumput dan membantu mereka untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Para Mitra MAMPU melakukan advokasi untuk perubahan, dengan mengembangkan sejumlah model dan pendekatan yang menjanjikan hingga dapat mempengaruhi kebijakan dan anggaran pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan penyediaan layanan," ucapnya.*

Baca juga: Kemitraan RI-Australia diharap dongkrak ketahanan pangan Indonesia

Baca juga: BKPM: IA-CEPA diharapkan dorong Investasi Indonesia-Australia

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020