• Beranda
  • Berita
  • IDI Kota Madiun anjurkan cuci tangan minimal 20 detik di air mengalir

IDI Kota Madiun anjurkan cuci tangan minimal 20 detik di air mengalir

6 Oktober 2020 22:47 WIB
IDI Kota Madiun anjurkan cuci tangan minimal 20 detik di air mengalir
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Madiun dr Tauhid Islamy, SpOG. (Antara/Diskominfo Kota Madiun/ Lr)
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Madiun meminta masyarakat umum, terutama di Kota Madiun, untuk melakukan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun minimal 20 detik, serta menjaga jarak dengan benar guna menghindari penyebaran COVID-19.

Ketua IDI Kota Madiun dr Tauhid Islamy, SpOG mengatakan ada beberapa kesalahan yang dilakukan masyarakat dalam penerapan 3M sehingga pencegahan penularan virus Corona masih terjadi.

"Gunakan masker dengan baik dan benar. Jika bukan masker medis, hendaknya masker kain yang digunakan memiliki dua lapis atau lebih. Bahkan WHO merekomendasikan tiga lapis. Selain itu, jangan menurunkan masker ke leher," ujar dr Tauhid di Madiun, Jawa Timur, Selasa.

Baca juga: PMI edukasi cara cuci tangan dengan benar secara masif dukung PSBB

Menurut dia, penggunaan masker yang diturunkan ke leher justru berbahaya. Sebab, area leher yang terbuka lebih mudah terpapar virus dan bakteri. Sehingga, meletakkan masker ke leher sama saja memindahkan virus atau bakteri tersebut ke bagian dalam masker.

"Ketika masker digunakan lagi di mulut dan hidung, otomatis virus dan bakteri lebih mudah masuk ke tubuh manusia," kata dia.

Tauhid juga memberikan perhatian khusus terhadap masker kain satu lapis atau scuba. Masker jenis itu kurang tepat digunakan untuk mencegah penularan virus. Sebab, masker kain satu lapis memiliki tingkat keamanan yang rendah.

Lebih lanjut ia menjelaskan, terkait mencuci tangan dengan air dan sabun, hendaknya dilakukan minimal 20 detik. Sebab, sabun antibakteri membutuhkan waktu 20 detik untuk membunuh kuman penyakit.

Sedangkan, larutan "hand sanitizer" membutuhkan waktu 40 detik. Kurang dari itu, otomatis kuman-kuman masih menempel di tangan dan bisa menyebabkan penyakit.

Baca juga: PMI Kota Sukabumi bangun fasilitas cuci tangan di lokasi banjir

"Jadi kalau cuci tangan dengan sabun dan air, jangan cepat selesai, karena kumannya belum mati," terangnya.

Untuk itu, Tauhid mengimbau masyarakat menggosokkan sabun selama minimal 20 detik sebelum dibilas. Atau, menggunakan hand sanitizer yang bisa melapisi seluruh area telapak dan punggung tangan serta sela jari-jari.

Terkait menjaga jarak, ia menilai aturan tersebut dapat berlaku optimal mencegah penularan COVID-19 jika dilakukan di ruang terbuka. Sebab, udara langsung mengalir ditambah sinar matahari yang mampu membunuh bakteri dan kuman penyakit.

Sedangkan di ruang tertutup dan ber-AC, menjaga jarak aman saja tidak cukup. Sebab, udara di ruangan ber-AC juga rawan menularkan virus.

Ia menjelaskan, AC hanya memutar udara di dalam ruangan. Jika di dalam satu ruangan ada yang terpapar COVID-19, maka orang lainnya dalam ruangan tersebut berpotensi besar tertular. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan klaster perkantoran.

"Meski di dalam ruangan, sebaiknya tetap gunakan masker. Penggunaan masker menjadi salah satu cara menangkal penularan virus. Serta, rajin cuci tangan dengan sabun dan jangan menyentuh area wajah," tegasnya.

Ia berharap, dengan mematuhi protokol kesehatan dan melaksanakan 3M dengan benar, maka penularan COVID-19 di Madiun dapat ditekan.

Sesuai data, berdasarkan Peta Sebaran COVID-19 Kota Madiun hingga Selasa, 6 Oktober 2020, terdapat 137 orang terkonfirmasi positif. Dari jumlah tersebut sebanyak 116 orang dinyatakan sembuh, tujuh orang meninggal dunia, dan 14 orang dalam perawatan.

#satgascovid19 #cucitanganpakaisabun

Baca juga: Kementerian Kesehatan kampanyekan disiplin pakai masker
Baca juga: IDI Jaksel ingatkan masyarakat terapkan 4M cegah penularan COVID-19

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020